Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas: Butuh Waktu Lama Masyarakat Konsisten Terapkan Kebiasaan Baru

Kompas.com - 04/08/2020, 11:16 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pakar Sosial Budaya Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Meutia Hatta mengatakan, butuh waktu lama bagi masyarakat untuk benar-benar menerapkan kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19.

Kebiasaan baru yang dimaksud, yakni menjaga jarak satu sama lain, mengenakan masker di tempat umum, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sesering mungkin dan tidak membuat kerumunan.

"Biasanya karena (efek positif kebiasaan baru) dirasakan ada kebaikan, keuntungan, manfaat dan setelah dirasakan lebih banyak, maka orang mengikuti ya," ujar Meutia dalam konferensi pers di BNPB, Selasa (4/8/2020).

Baca juga: Presiden Jokowi: Jangan Lupa Pakai Masker, Cuci Tangan, dan Jaga Jarak

"Jadi, ada satu pemahaman mengenai manfaat, biasanya kebiasaan yang baik dan ditiru banyak orang, tapi itu akan berjalan cukup lama untuk menjadi kebudayaan," lanjut dia.

Meutia menjelaskan, proses waktu tersebut merupakan hal yang wajar.

Apalagi, kebudayaan merupakan wujud dari aktivitas yang memiliki makna luas serta mendalam.

Kebudayaan juga menyangkut pola pikir dan perilaku, tidak hanya satu orang saja, melainkan masyarakat.

"Jadi, ada pola pikir kenapa mereka harus melakukan sesuatu dan perilakunya apa yang dilakukan, ada kebiasaan," ujar Meutia.

Baca juga: Tak Kenakan Masker di NTB, Siap-siap Didenda Rp 500.000

"Cara melakukan kebiasaan itu juga dilakukan dengan cara-cara tertentu untuk mempertahankannya secara turun-temurun," lanjut dia.

Meski demikian, mengingat kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19 dinilai cukup mudah dilakukan.

Oleh sebab itu, Meutia yakin waktu yang dibutuhkan masyarakat untuk secara konsisten menerapkan kebiasaan baru tidak akan berlangsung lama. Asalkan, sosialisasi dilakukan secara gencar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com