Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Thermo Gun Bahayakan Otak, Jubir Pemerintah Minta Jangan Bikin Kepanikan

Kompas.com - 20/07/2020, 18:09 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan, isu yang menyebutkan thermo gun atau alat pengukur suhu tubuh dapat merusak otak adalah pernyataan yang tidak benar.

 

Yuri menjelaskan, thermo gun mengukur suhu tubuh dengan menggunakan pancaran sinar inframerah.

"Akhir-akhir ini kita mendengar tentang pendapat bahwa thermo gun bisa merusak otak. Secara ilmiah berbagai ahli sudah mengatakan bahwa statement ini tidak benar," kata Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/7/2020)

"(Thermo gun) tidak menggunakan sinar laser, tidak menggunakan sinar radioaktif semacam x-ray, hanya infra merah. Statement yang mengatakan merusak otak ini adalah statement yang salah," tambahnya.

Baca juga: [Hoaks] Thermo Gun Disebut Berbahaya untuk Otak, Begini Faktanya

Lebih lanjut, Yuri mengatakan, informasi yang tidak benar terkait thermo gun tersebut menjadi kontraproduktif untuk mencegah penularan Covid-19.

Oleh karenanya, ia meminta, masyarakat tidak terpengaruh dengan pernyataan bahwa thermo gun berisi sinar laser yang dapat membahayakan struktur otak.

"Oleh karena itu, kami minta mari kita sama-sama sikapi dengan cara yang baik. Kesulitan ini tidak usah ditambah berita yang menyesatkan, karena ini akan membuat masyarakat semakin panik," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, thermo gun, alat pengukur suhu yang kerap kita jumpai belakangan ini, telah menjadi korban baru dari informasi palsu terkait Covid-19.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Dinkes Jatim Tambah Alat Thermal Scanner di Bandara dan Pelabuhan

Banyak masyarakat bertanya-tanya tentang keamanan thermo gun atau alat pengukur suhu berbentuk pistol yang ditembakkan ke dahi itu.

Hal ini bermula dari unggahan video yang disampaikan ekonom Ichsanuddin Noorsy.

Dalam bincang bersama Helmi Yahya, Ichsanuddin mengatakan bahwa thermo gun dikhawatirkan dapat merusak jaringan otak.

"Karena hand gun termometer itu untuk memeriksa kabel panas. Lasernya dipakai untuk memeriksa kabel panas bukan untuk temperatur manusia," kata Ichsan dalam video tersebut.

"Mereka jual alat, tapi kita dibodohi. Kepala kita ditembak laser, kita tidak tahu dampak pada struktur otak bagaimana," imbuhnya.

Baca juga: Warga NTT Mengeluh Harga Thermo Gun Naik Jadi Rp 1 Juta per Unit

Perlu diketahui dan dipahami, ini adalah informasi yang salah dan hoaks.

Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM selaku Ketua yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar.

"Alat itu (thermo gun) menggunakan inframerah bukan laser," kata Aru menyanggah ucapan Ichsannuddin, dihubungi Kompas.com, Senin (20/7/2020).

Selain itu, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP yang merupakan guru besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RS Cipto Mangunkusumo juga menegaskan hal yang sama.

Ari menyampaikan, thermo gun sudah lolos uji kesehatan dan aman digunakan.

"Thermal gun sudah lulus uji kesehatan, jadi sudah diperhitungkan bahwa alat ini aman," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (20/7/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com