Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amnesty: Perlindungan Terhadap Tenaga Medis Memprihatinkan...

Kompas.com - 13/07/2020, 16:40 WIB
Irfan Kamil,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.COM – Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan, perlindungan tenaga medis sejumlah negara di tengah pandemi, termasuk Indonesia, sangat memprihatinkan.

"Potret perlindungan meliputi kondisi dari tenaga kesehatan, mereka sangat memprihatinkan dari 63 negara, termasuk indonesia," kata Usman, Senin (13/7/2020).

Ada beberapa hal yang jadi sorotan. Pertama, kondisi lingkungan pekerjaan tenaga medis yang belum sepenuhnya aman.

Baca juga: Hasil Swab 54 Tenaga Medis Negatif, Puskesmas Plaosan Dibuka Hari Ini

Hal ini menyebabkan tenaga medis masih dihadapkan pada risiko terjangkit virus corona dan berpotensi meninggal dunia.

"Amnesty setidaknya mengidentifikasi 3.000 kematian pada pekerja tenaga kesehatan," ucap Usman.

Kedua, hal yang juga jadi sorotan adalah bagaimana menjaga kesehatan mental para tenaga medis akibat tingginya tekanan pekerjaan.

"Tenaga kesehatan yang memiliki masalah mental terus meningkat akibat beban kerja penuh dengan tekanan," kata Usman.

Baca juga: Tenaga Medis di Maluku Belum Terima Insentif, Ini Alasannya

Ketiga, tenaga medis juga kerap mendapatkan stigmatisasi dari lingkungannya karena dianggap berpotensi menularkan virus ke orang lain.

Stigmatisasi itu datang tidak hanya tetangga, bahkan juga dari keluarga.

"Di Indonesia contohnya, tenaga kesehatan ditolak menyewa kost-kostan ada 18 orang. Ini yang diketahui, belum lagi yang belum mau menceritakan dan alasan yang lain yang dapat dipahami," kata Usman.

Selain itu, Amnesty juga mencatat terjadi penolakan terhadap jenazah tenaga medis yang hendak dimakamkan oleh warga setempat.

Baca juga: 11 Tenaga Medis dan 2 Anggota Satpol PP di Banyumas Positif Corona

"Ditolak pemakaman seorang perawat di Ungaran Timur," ucap Usman Hamid

Keempat, Amnesty menyoroti tenaga medis yang hingga saat ini belum mendapatkan insentif dari pemerintah. Malah, pihaknya mencatat, tenaga medis sejumlah rumah sakit justru menjadi korban pemotongan upah.

"330 laporan perawat mengalami pemotorngan upah dan tidak menerima bonus liburan sampai akhir Mei," ungkap Usman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com