Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akurasi Rapid Test Rendah, Pemerintah Genjot Tes PCR untuk Covid-19

Kompas.com - 11/05/2020, 15:10 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengakui akurasi tes cepat atau rapid test untuk menguji virus corona yang menjadi penyebab Covid-19 masih rendah.

Hal itu disampaikan Doni usai rapat bersama Presiden Joko Widodo melalui video conference, Senin (11/5/2020).

"Alat rapid test, saya bisa menyampaikan walau belum tentu benar. Akurasi rapid test masih rendah makanya WHO (World Health Organization) belum menjadikan rapid test sebagai alat ukur orang terpapar Covid-19," ujar Doni.

"Kita masih prioritaskan swab PCR (polymerase chain reaction) test," kata dia.

Baca juga: Jokowi Akui Target Tes PCR 10.000 Spesimen per Hari Belum Tercapai

Karena itu, ia mengatakan, pemerintah terus menggenjot kemampuan tes PCR per harinya agar bisa mencapai 10.000 tes sebagai ditargetkan Presiden Jokowi.

Doni menyadari saat ini Indonesia belum bisa mencapai target 10.000 tes swab dengan metode PCR setiap harinya.

Kemampuan tes tertinggi di Indonesia terjadi pada 8 Mei. Saat itu pemerintah menguji hingga 9.630 spesimen pasien Covid-19.

Capaian tersebut menurun di hari berikutnya menjadi 7.100 spesimen yang diuji. Hingga kini rata tes harian di Indonesia berkisar antara 4.000-5.000 spesimen.

Baca juga: Selain PCR, Pemerintah Gunakan Tes Cepat Molekuler untuk Covid-19

Kendala yang menyebabkan kemampuan tes per hari di Indonesia ialah kurangnya jumlah SDM dan peralatan tes.

Karenanya, pemerintah terus menambah jumlah SDM dan perlengkapan tes untuk mencapai target 10.000 tes per hari.

"Perintah Presiden untuk meningkatkan SDM yang ada di seluruh lab termasuk juga kami telah memberikan arahan kepada seluruh lab untuk merekrut personel baru termasuk bantuan TNI-Polri yang punya kualifikasi di perawatan dan lab," ujar Doni.

"Sedangkan reagen PCR, RNA kit, VTM, Gugus Tugas dan Kemenkes telah mendatangkan 1 juta lebih sehingga jumlah ini bisa mencukupi sampai satu bulan ke depan. Selanjutnya Gugus Tugas dan Kemenekes akan dapat tambahan reagen dari Korsel dan Tiongkok," kata dia.

Baca juga: Ketua Gugus Tugas: Kasus Covid-19 Meningkat karena Kemampuan Tes Makin Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com