Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Terakhir Wawan dan Peluru Tajam di Atma Jaya...

Kompas.com - 20/01/2020, 10:00 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka telepon Wawan ketika Arief Priyadi sedang memotong dahan pohon jambu di halaman rumah menjadi telepon terakhir dari putra sulungnya itu.

Siang itu, Jumat 13 November 1998, Arief tengah berada di sekitar kantornya.

Seseorang membisikinya bahwa tengah terjadi demonstrasi besar-besaran mahasiswa di kawasan Semanggi. Panglima ABRI saat itu meminta memulangkan seluruh karyawan.

Dalam bukunya yang berjudul "Saatnya Korban Bicara: Menata Derap Merajut Langkah", Arief mengaku tak merasa gelisah dengan kondisi yang semakin lama semakin tak biasa itu.

Ia tetap yakin bahwa Wawan, putranya yang kuliah di Unika Atma Jaya Jakarta, tidak ikut demonstrasi karena ia sudah mewanti-wantinya.

Wawan juga tipe anak yang patuh terhadap nasihat orangtua.

Pukul 16.15, ketika Arief sedang memotong dahan pohon jambu di halaman, telepon rumah berdering. Rupanya dari Wawan.

Baca juga: Hari-Hari Terakhir Yun Hap, Mahasiswa UI Korban Tragedi Semanggi II

Wawan sempat bertanya mengapa ayahnya itu sudah pulang kantor jam segini.

Arief menjawab, ia menerima kabar tentang adanya imbauan dari Panglima ABRI agar karyawan di perkantoran segera dipulangkan.

"Ini berati keadaan gawat, Wan! Kamu cepat pulang saja!" ujar Arief saat itu.

"Ya, penginnya cepat pulang, Pak, tetapi mana mungkin. Bawa motor, lagi! Jalan kaki saja susah! Di sini seperti mau perang, Pak," timpal Wawan.

Arief pun akhirnya tak mempermasalahkan Wawan yang tak bisa pulang cepat. Namun, ia meminta agar Wawan yang bernama lengkap BR Norma Irmawan itu untuk menjaga diri.

"Ya, Pak. Saya enggak pernah keluar kampus, kok. Sudah ya, Pak. Daaah!" ujar Wawan menutup percakapan.

Percakapan itu benar-benar percakapan terakhir dengan Wawan setelah kemudian ia menerima kabar bahwa Wawan tertembak di sekitar kampusnya.

Ia dan sang istri diminta segera datang ke Rumah Sakit Jakarta.

Baca juga: Adian Sakit Hati Tragedi Semanggi Disebut Bukan Pelanggaran HAM Berat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com