Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bamsoet Disebut Dijanjikan Kursi Waketum Golkar Sebelum Mundur dari Caketum

Kompas.com - 11/12/2019, 19:44 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Golkar Ahmadi Noor Supit mengatakan, penunjukan Bambang sebagai Wakil Ketua Umum Golkar merupakan bagian dari rekonsiliasi antara kubu Bambang dan kubu Airlangga Hartarto.

Menurut Supit, yang pada saat Musyawarah Nasional (Munas) Golkar mendukung Bambang, kursi tersebut telah dijanjikan Airlangga sebelum Bambang menyatakan mundur dari bursa pencalonan ketua umum Golkar, Selasa (10/12/2019).

"Itu bagian dari rekonsiliasi. Salah satunya mengakomodasi BS (Bambang Soesatyo) jadi wakil ketua umum," kata Supit saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Ketika Akhirnya Airlangga Hartarto Pilih Bambang Soesatyo...

Bambang adalah sosok yang dianggap pesaing kuat Airlangga dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional pekan lalu.

Namun, Bambang menyatakan mundur dari pencalonan. Ketua MPR itu mengaku tak ingin persaingannya dengan Airlangga membuat Golkar terbelah.

Pada akhirnya Airlangga terpilih kembali sebagai ketua umum Golkar secara aklamasi dalam Munas.

Meski Airlangga telah terang-terangan menyatakan menunjuk Bambang sebagai wakilnya, menurut Supit, hingga hari ini belum ada kejelasan soal kader Golkar pendukung Bambang yang diakomodasi dalam struktur kepengurusan DPP Golkar.

Menurut Supit, saat rekonsiliasi, tak disebutkan secara spesifik jumlah pendukung Bambang yang akan diberi kursi di DPP.

"Itu (pendukung Bambang yang akan diakomodir) kita enggak tahu, cuma disebut nama Pak BS aja pada saat itu. Sisanya itu kan nanti pada saat penyusunan (struktur kepengurusan)," ujarnya.

Supit pun menyebut, pihaknya tidak akan menagih-nagih kursi struktur kepengurusan itu. Sebab, hal itu merupakan bagian dari gentlemen agreement antara kubu Bambang dengan kubu Airlangga.

Namun, menurut Supit, jika Airlangga tidak menginginkan perpecahan seharusnya yang diakomodasi dalam DPP tidak hanya Bambang seorang, tetapi juga pendukung Bambang.

Termasuk, Airlangga juga seharusnya mempertimbangkan kader Golkar yang bukan pendukung keduanya untuk ditempatkan sebagai pengurus di DPP.

"Kalau memang niatnya baik untuk rekonsiliasi supaya Golkar ini satu, bukan hanya faksinya Bambang tetapi faksi-faksi lain tentu juga harus diakomodasi. Itu yang terbaik lah ya," ujar Supit.

"Kalau cuma menempatkan Bambang sendiri itu menimbulkan perpecahan yang baru," lanjutnya.

Baca juga: Airlangga Berikan Bamsoet Jabatan Waketum Golkar

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga menunjuk Bambang menjadi salah satu wakil ketua umum di partai berlambang pohon beringin itu.

Airlangga mengaku sudah berkomunikasi langsung dengan Bambang. Menurut dia, Bambang sudah bersedia menjabat sebagai wakil ketua umum Golkar.

"Salah satu (waketum)-nya Pak Bambang. Bukan kandidat tapi sudah diputuskan," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com