JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rawanda W Tuturoong menilai upaya Presiden Joko Widodo merekrut sejumlah anak muda ke dalam pemerintahan demi kebutuhan mencari terobosan baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
Hal itu dipaparkan Rawanda dalam diskusi bertajuk Pembangunan Indonesia pada Periode Kedua Jokowi di Mata Milenial, di Gado-gado Boplo, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
"Saya sangat berharap dengan generasi muda yang dilibatkan dalam pemerintahan. Tentu saja banyak pesimisme dan sebagainya, tapi semua orang yang berhasil dalam perubahan di awal pun mengalami hal yang sama," kata Rawanda.
Baca juga: Penunjukan 8 Staf Khusus Wapres yang Tanpa Campur Tangan Jokowi dan Bukan Milenial
"Oleh karena itu ide-ide penting bisa dilahirkan dari generasi muda yang masuk ke pemerintahan untuk melakukan perubahan-perubahan," lanjut Rawanda.
Rawanda optimistis masuknya sosok muda seperti mantan CEO Gojek Indonesia Nadiem Makarim sebagai menteri dan ditunjuknya 7 anak muda sebagai staf khusus Presiden Jokowi bisa membawa perubahan.
"Yang harus dilakukan adalah terobosan-terobosan, inovasi-inovasi yang out of the box, non-linear. Itu yang sekarang perlu dilakukan, supaya kita melompat," kata dia.
Menurut Rawanda, pemerintah tak lagi bisa berjalan perlahan dalam mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain yang lebih maju. Sehingga dibutuhkan terobosan-terobosan untuk mendorong lompatan baru.
"Kita enggak bisa lagi berjalan pelan dari nol, kita harus masuk ke titik tertentu dan melompat. Saya sangat berharap ini bisa dilakukan. Sekarang tantangannya cenderung mudah berubah apalagi di era digital seperti ini bermunculan macam-macam," kata dia.
Baca juga: Stafsus Milenial Jokowi Diminta Kerja Ekstra untuk Buktikan Mereka Bukan Pajangan
Ia menilai generasi muda yang terbilang sukses melakukan lompatan dalam sejarah Indonesia adalah generasi di 1908 dan 1928. Sebab, mereka mampu melahirkan gagasan-gagasan melampaui zamannya.
"Mereka memikirkan Indonesia merdeka dan itu belum kejadian. Nah pertanyaan generasi muda saat ini, apa yang kita capai 2045 nanti, kita harus tetapkan dari sekarang. Indonesia Maju itu seperti apa? Politiknya seperti apa? Ekonominya seperti apa? Budayanya seperti apa? Birokrasinya seperti apa? Itu yang harus dikembangkan" kata dia.
"Semua ide-ide besar itu harus disiapkan sesuai perubahan. Kita sudah ada momentumnya sebentar lagi tahun 2045, 100 tahun Indonesia merdeka," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.