Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Jurnalis Korban Kekerasan Oknum Polisi Akan Mengadu ke Komnas HAM

Kompas.com - 10/10/2019, 07:20 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua jurnalis yang mengalami kekerasan saat meliput aksi demonstrasi mahasiswa, Haris Prabowo dan Vany Fitria, berencana mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Ombudsman RI.

Ketua Divisi Bidang Advokasi AJI Jakarta Erick Tanjung mengatakan, rencananya pengaduan resmi tersebut dilakukan pada Kamis (10/10/2019) siang. AJI menjadi pendamping kedua wartawan itu. 

"Kami akan buat pengaduan resmi ke Komnas HAM jam 12 siang, karena ini ada pelanggaran HAM dalam liputan dan ke Ombudsman untuk masalah administrasi dalam penanganan laporan," kata Erick di Bareskrim Polri, Rabu (9/10/2019).

Baca juga: Tolak Laporan Kekerasan Jurnalis. Alasan Polisi Dinilai Berbelit-belit

Kendati demikian, Erick memastikan bahwa pengaduan ke Komnas HAM tersebut sudah direncanakan sejak awal.

Namun untuk pelaporan kepada Ombudsman dilakukan lantaran dua kali laporan yang dilayangkan ke Polda Metro Jaya dan ke Bareskrim Polri ditolak.

"Kami sangat menyayangkan sikap polisi yang tidak sungguh-sungguh menangani perkara UU Pers," kata dia.

"Kami melihat, ini (laporan ditolak) seperti karena pelakunya petugas kepolisian sehingga aparat enggan tangani perkara ini sungguh-sungguh," lanjut dia.

Baca juga: Ditolak Bareskrim Polri, Laporan Kekerasan 2 Jurnalis oleh Oknum Polisi diarahkan ke Propam

Dia juga mengharapkan agar tidak ada kekebalan hukum meski pelakunya diduga aparat kepolisian.

Diketahui, Hadi yang merupakan wartawan jurnalis Tirto.id, Haris Prabowo dan Vani dari Narasi TV mengalami kekerasan saat meliput aksi demonstrasi mahasiswa pada 25 September dan 30 September 2019 lalu. Pelaku kekerasan tersebut diduga merupakan oknum polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com