Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Sebut Akbar Bukan Korban Kekerasan Polisi, Tapi Jatuh Dari Pagar

Kompas.com - 08/10/2019, 20:22 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mabes Polri menegaskan, Akbar Alamsyah (19) bukan korban kekerasan aparat kepolisian.

Akbar adalah salah satu demonstran di sekitar Gedung DPR/MPR RI, beberapa waktu lalu. Kini, ia mengalami koma di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

"Sementara, dugaannya bahwa yang bersangkutan luka bukan akibat kekerasan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Asep Adi Saputra di Hotel Amaroossa Cosmo, Jakarta Selatan, Selasa (8/10/2019).

Baca juga: Mahasiswa Al Azhar Faisal Amir Korban Kekerasan Saat Demo Sudah Ingin Kembali Kuliah

Kesimpulan sementara tersebut didasarkan pada pemeriksaan saksi-saksi di tempat pemuda malang itu ditemukan dalam keadaan tak sadarkan diri, tepatnya di depan pagar gedung wakil rakyat, Senayan.

Kepada polisi, saksi menerangkan bahwa Akbar awalnya melompati pagar depan Gedung DPR/MPR untuk menghindari kerusuhan dengan aparat.

Sejak saat itu, Akbar tidak diketahui lagi keberadaannya karena situasi sudah tidak terkendali.

Polisi menduga, Akbar terluka akibat jatuh saat melompati pagar.

Baca juga: Polisi Amankan 649 Orang Pasca-kerusuhan di Gedung DPR/MPR Senin Kemarin

"Penyelidikan terhadap korban, Akbar sudah ditemukan saksi di TKP bahwa saat yang bersangkutan sedang berupaya untuk menghidari aksi kerusuhan itu, melompati pagar di depan Gedung DPR," ujar Asep.

"Saat itu, tim kami sudah temukan saksi bahwa yang bersangkutan jatuh pada saat melompati pagar tersebut," sambung dia.

Diketahui, kondisi Akbar Alamsyah pertama kali diungkapkan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras).

Kepala Divisi Hukum dan Advokasi Kontras Putri Kanesia mengatakan, pihaknya menemukan Akbar ada di ICU RSPAD dalam keadaan koma.

"Pada saat kami datang ke RSPAD, kondisinya yang bersangkutan itu kan masuk ke, bukan ICU ya, semacam kayak ICU, yang memang yang bersangkutan itu tidak sadarkan diri alias koma," kata Putri ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (8/10/2019).

Baca juga: Survei LSI: Mayoritas Responden Percaya Demonstrasi Mahasiswa Tak Ditunggangi

Selain itu, kondisi ginjal Akbar juga bermasalah sehingga harus dilakukan proses cuci darah atau hemodialisis. Penyebab ginjal Akbar luka, kata Putri, masih dicari tahu oleh dokter.

Menurut pengamatan Kontras, kepala Akbar diperban dan terlihat membengkak, bibir bengkak, serta hidung yang berdarah.

Putri menuturkan bahwa Akbar awalnya dirawat di Rumah Sakit Pelni, kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara, hingga akhirnya ke RSPAD. 

 

Kompas TV Polisi mendalami pemeriksaan sejumlah orang di luar 10 tersangka yang sudah ditetapkan dalam kasus penyimpanan molotov dan bom ikan serta rencana teror yang melibatkan dosen IPB. Abdul Basith sebelumnya mengaku teledor menampung sejumlah orang di rumahnya hingga ia ditangkap polisi. Kini kita sudah terhubung dengan kuasa hukum Abdul Basith, Gufroni. #DosenIPB #AbdulBasith
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com