Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LIPI: Masyarakat Masih Pertimbangkan Agama pada Pemilu 2019

Kompas.com - 28/08/2019, 21:27 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan, 80,7 persen responden masih mempertimbangkan agama para calon legislatif (caleg) yang akan mereka pilih dalam Pemilu 2019

Sementara itu, 18,5 persen sisanya tidak mempertimbangkan hal tersebut.

Selain itu, sebanyak 73,9 persen responden juga masih mempertimbangkan etnis dari caleg yang akan mereka pilih dan hanya 26,1 pereen yang tidak mempertimbangkannya.

Baca juga: Survei LIPI: 74 Persen Masyarakat Kesulitan Pemilu Serentak

Peneliti Senior LIPI Sjamsuddin Haris mengatakan, meskipun agama dipertimbangkan sebagai faktor dalam menentukan pilihan, tetapi sebetulnya, agama dan suku etnis tidak menjadi preferensi responden dalam memilih caleg.

"Sebab data survei menunjukkan bahwa hanya sebagian saja pemilih atau publik yang memilih berdasarkan preferensi agama dan suku bangsa. Hal ini lebih dikuatkan lagi oleh hasil pemilu itu sendiri," kata Sjamsuddin dalam acara rilis survei nasional Evaluasi Pemilu 2019 dan Konsolidasi Demokrasi Indonesia di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2019).

Dia mengatakan, hasil Pemilu 2019 telah menunjukkan bahwa partai-partai Islam dan berbasis Islam gagal dalam mengimbangi partai-partai nasionalis.

Kendati demikian, kata dia, hal tersebut merupakan fenomena yang kerap terjadi dari pemilu ke pemilu.

Pada Pemilu 2019, kata dia, perolehan suara partai-partai Islam merosot dibandingkan Pemilu 2014.

Jika pada Pemilu 2014 masih 31,41 persen, tetapi pada Pemilu 2019, perolehannya jadi 30,05 persen.

Survei itu juga memperlihatkan bahwa mayoritas publik tidak setuju jika agama digunakan dalam mendapatkan dukungan elektoral. Persentasenya, 54,2 persen.

Baca juga: Survei LIPI: 82 Persen Elite dan Tokoh Setuju Pemilu Serentak Diubah

Walaupun demikian, ada 45,9 persen responden yang memandang aksi bela Islam sebagai respons umat Islam untuk membela kepentingannya, contohnya adalah gerakan 212 pada tahun 2016. 

"Jadi dari hasil itu saya melihat bahwa ada gap antara pandangan publik dan tokoh antara komitmen partai-partai Islam dalam perjuangkan nilai Islam dibandingkan partai nasional," kata dia.

Terlebih, ada angka sebesar 73,9 persen dari survei tokoh yang menyatakan bahwa partai Islam tidak sepenuhnya memperjuangkan nilai Islam, sedangkan publik yang menyatakannya ada sebanyak 31,1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com