Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LIPI: 82 Persen Elite dan Tokoh Setuju Pemilu Serentak Diubah

Kompas.com - 28/08/2019, 15:57 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu hasil survei nasional yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam evaluasi pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 adalah agar pemilu serentak diubah.

Sebanyak 82 persen responden yang terdiri dari elite politik dan tokoh setuju apabila sistem atas pemilu serentak tersebut diubah.

"Mayoritas responden setuju bahwa pemilu serentak perlu diubah," ujar Ketua Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI Wawan Ichwanudin dalam paparan rilis survei nasional Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Indonesia di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2019).

Mereka yang menginginkan sistem pemilu serentak diubah terbagi atas beberapa alasan.

Baca juga: Sempat Mengaku Merasa Berdosa soal Putusan Pemilu Serentak, Ini Penjelasan Ketua MK

Terdapat 46,9 persen yang menginginkan pemilu terpisah antara pemilihan anggota legislatif dan pemilu eksekutif (kepala daerah).

"Selanjutnya ada 34,7 persen yang menginginkan pemilu dilakukan terpisah antara tingkat nasional dan tingkat lokal. LIPI lebih condong kepada hasil ini," kata dia.

Kemudian, 6,1 persen di antaranya menginginkan agar pemilu dilakukan secara terpisah antara pilpres, pileg, dan pilkada.

Sisanya, ada yang menjawab lain-lain sebesar 10,2 persen dan tidak menjawab 2,0 persen.

"Di lainnya, ada yang menjawab pilpres dihilangkan," kata dia.

Dalam survei ini, LIPI menjadikan elite dan tokoh sebagai responden. 

Baca juga: Cegah Koalisi Pragmatis, Perludem Sebut Pemilu Serentak Perlu Dipisah

Para elite atau tokoh itu berasal dari akademisi, politisi, partai politk, jurnalis senior, pengurus asosiasi pengusaha, tokoh agama, budayawan, tokoh gerakan perempuan, NGO, dan pemudia di lima kota.

Kota-kota tersebut adalah Jakarta (39 orang), Padang (20 orang), Pontianak (20 orang), SUrabaya (20 orang), dan Makassar (20 orang).

Mereka dipilih secara purposif sebanyak 119 orang.

Adapun pengumpulan data dalam survei elite atau tokoh ini dilakukan melalui tahapan wawancara tatap muka dengan enumerator dari tim peneliti dengan instrumen kuesioner. Pengumpulan data, dilakukan pada 27 Juni sampai dengan 8 Agustus 2019.

Kendati demikian dalam survei dengan responden publik, terdapat 74 persen responden yang menjawab setuju bahwa pemilu serentak menyulitkan pemilih.

Kesulitan tersebut dikarenakan mereka harus mencoblos sebanyak lima surat suara, yang lebih repot dibandingkan pemilu legislatif dan pilpres yang dilaksanakan terpisah.

Baca juga: KPU dan DPR Janji Evaluasi Pemilu Serentak yang Tewaskan Ratusan Petugas KPPS

"Alih-alih bisa memilih secara rasional kandidat yang akan memimpin negara mewakili mereka di parlemen para pemilih dipusingkan dengan hal-hal teknis karena surat suara yang dicoblos banyak," kata dia.

"Hanya 24 persen yang menyatakan sebaliknya," lanjut dia.

Secara keseluruhan, survei Pusat Penelitan Politik (P2P) LIPI ini menjaring 1500 responden dari 34 provinsi dengan margin of error 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com