Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

MPR: Semua Kelompok di Indonesia Harus Saling Menghormati

Kompas.com - 19/08/2019, 14:56 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com – Ketua Badan Anggaran MPR RI Idris Laena mengatakan semua kelompok dan suku-suku yang ada di Indonesia harus saling menghormati satu dengan yang lainnya. Tidak boleh ada satu kelompok pun yang merasa menang sendiri. Semua harus mau berkorban demi kepentingan bersama.

Pernyataan itu disampaikan Idris Laena M.H saat memberikan pemaparan pada Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan keluarga besar SMAN 15, Jakarta Utara.

Acara tersebut merupakan kerja sama antara MPR dengan Bina Prestasi Nusantara dan berlangsung di halaman SMAN 15 pada Senin (19/8/2019).

Baca juga: Ketua MPR Tegaskan Amandemen UUD 1945 Hanya terkait Penerapan GBHN

Menurut Idris, salah satu contoh sikap toleransi dan pengorbanan yang patut ditiru oleh generasi muda adalah saat umat Islam Indonesia rela menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta sehingga jadilah Pancasila seperti yang dikenal sekarang.

Saat itu, lanjutnya, para ulama lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia dibanding ego keagamaan dan dengan sukarela serta keikhlasan yang tinggi mereka memilih Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibanding Negara Islam.

“Sikap-sikap seperti ini harus senantiasa dikedepankan. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok dan golongan. Inilah yang akan membuat NKRI terus bersatu,” jelas Idris.

Ketua Badan Anggaran MPR RI Idris Laena mengatakan semua kelompok dan suku-suku yang ada di Indonesia harus saling menghormati satu dengan yang lainnya, Senin (19/8/2919).Dok. Humas MPR RI Ketua Badan Anggaran MPR RI Idris Laena mengatakan semua kelompok dan suku-suku yang ada di Indonesia harus saling menghormati satu dengan yang lainnya, Senin (19/8/2919).

Negara yang kuat, menurut Idris, bukan ditentukan oleh militernya. Namun, kuat lemahnya suatu negara ditentukan oleh rasa nasionalisme seluruh warganya.

“Jika nasionalisme masyarakat tinggi, apapun hambatan yang dihadapi mereka akan bersatu padu menghadapi hambatan yang menghadang. Tanpa harus menunggu militernya turun tangan,” bebernya.

Selain itu, di hadapan para siswa, guru, dan alumni SMAN 15 Jakarta, Idris menyampaikan kekagumannya terhadap kekayaan Indonesia.

Baca juga: Ini Alasan Ketua MPR Dorong Amandemen UUD

Disebutnya, Indonesia adalah negera yang besar. Terdiri dari 17.000 pulau, 1.370 suku, serta 800 bahasa.

Menurut Idris, kekayaan Indonesia ini tak hanya membanggakan, tetapi juga berpotensi menyebabkan perpecahan.


“Kita harus syukuri hidup di Indonesia. Kita memang belum terlalu maju, tetapi kita hidup dengan aman dan damai. Kita bisa melakukan aktivitas tanpa harus merasa takut dan tertekan”, tutup Idris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com