Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Berdirinya Partai dan Ormas Eks Kader Golkar dan PKS

Kompas.com - 01/08/2019, 16:16 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan kekhawatirannya pada konflik yang terus terjadi di tubuh Partai Golkar.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini meminta kader yang kecewa tak membentuk partai baru.

Keretakan partai akibat sakit hati yang berujung mendirikan partai baru seolah menjadi kebiasaan lama di partai Golkar.

Baca juga: Jusuf Kalla Minta yang Kecewa di Golkar Tak Bentuk Partai Baru

Semestinya, kata Kalla, kecintaan dengan partai harus ditunjukkan dengan mencari jalan tengah yang baik.

"Hanya dengan cara demokratis, orang tak akan pecah. Orang akan puas untuk tidak menang-menangan apabila demokrasi suatu partai demokratis. Intinya adalah bagaimana kelola partai dengan demokratis," kata Kalla, Rabu (31/7/2019).

Pernyataan Kalla tersebut mengingatkan perpecahan di tubuh partai beringin, yang tak jarang terjadi.

Baca juga: Ketum PAN: Kalau Ada yang Tidak Suka Garbi, Itu Aneh

Beberapa kader partainya bahkan mendirikan partai-partai baru.

Partai Gerindra dibentuk Prabowo Subianto, Partai Hanura didirikan Wiranto, dan Partai Nasdem dibesut Surya Paloh yang ketiganya pernah menjadi bagian dari Golkar.

Berikut adalah cerita singkat soal pecahan-pecahan partai yang punya alasan sendiri mengapa memisahkan diri dari "induknya"

1. Partai Gerindra

Prabowo Subianto pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvensi Capres Golkar 2004.

Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya mimpi Prabowo kandas di tengah jalan karena kalah suara.

Baca juga: Prabowo Subianto dan Upayanya Empat Kali Maju dalam Pilpres...

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat berpidato di hadapan ribuan kader Gerindra, di Gedung Sentul International Convention Center, Rabu (18/10/2017).KOMPAS.com / Ramdhan Triyadi Bempah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat berpidato di hadapan ribuan kader Gerindra, di Gedung Sentul International Convention Center, Rabu (18/10/2017).

Beberapa tahun setelahnya, Prabowo memilih hengkang dari Golkar dan mendirikan Partai Gerindra, tepatnya pada 6 Februari 2008.

Alasannya, ia merasa kurang maksimal mengeluarkan gagasannya dan juga tak tahan berada di Golkar yang selalu berorientasi dengan uang.

Ia mendirikan partai bersama adiknya, Hashim Djojohadikusumo, Fadli Zon yang merupakan mantan aktivis, serta mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono dan tokoh lainnya.

2. Partai Hanura

Partai Hanura dirintis Wiranto semasa masih menjadi kader Partai Golkar pada Novemver 2006.

Kemudian, pada Desember 2006, Wiranto menyerahkan surat pengunduran dirinya dari Partai Golkar.

Baca juga: Saat Wiranto Bernostalgia di Acara Golkar

Saat masih menjadi kader, Wiranto pernah memenangkan Konvensi Calon Presiden Partai Golkar pada 2004.

Ia mengalahkan Akbar Tandjung yang saat itu menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar.

Kemudian, Wiranto diusung menjadi capres dari Golkar bersama Salahuddin Wahid tapi kalah suara pada putaran pertama.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com