Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kejar 5 Terduga Provokator dan Pelaku Bentrok Mesuji

Kompas.com - 21/07/2019, 12:13 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Kompas TV Pemerintah Mesuji Lampung bersama Ogan Kemering Ilir Sumatera Selatan akan bertemu dengan kelompok warga yang bentrok di lahan register 45. Pemda setempat juga meminta peran pemerintah pusat untuk menyelesaikan kasus ini.<br /> <br /> Sekitar 70 keluarga memilih mengungsi ke rumah kerabat yang jauh dari lokasi bentrok. Lokasi juga masih dijaga ketat arapat kepolisian bersama TNI.<br /> <br /> Pemerintah Mesuji meminta kementerian kehutanan dapat turun tangan, menyelesaikan bentrok antar warga dan tidak terjadi lagi ke depannya.

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi sedang mengejar lima orang terduga provokator bentrok antarkelompok di kawasan hutan tanaman industri Register 45, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.

Selain sebagai provokator, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa kelimanya diduga sebagai pelaku dalam bentrokan tersebut.

"Sudah diketahui ada beberapa orang masih dalam pengejaran oleh tim gabungan," kata Dedi saat dihubungi, Minggu (21/7/2019).

Baca juga: Dampak Bentrok Mesuji, Warga Mengungsi, Anak-anak Takut ke Sekolah

Menurut keterangan polisi, bentrok disebabkan karena klaim pengelolaan lahan di daerah hutan lindung tersebut.

Pihak yang mengklaim yakni kelompok Mesuji Raya, sehingga terjadi bentrok dengan kelompok Mekar Jaya Abadi.

Akibat peristiwa itu, polisi mencatat sebanyak 3 korban tewas dan 10 orang luka-luka.

Baca juga: 7 Fakta Bentrok di Mesuji Lampung, 5 Orang Tewas hingga Akan Diupayakan Mediasi Tingkat Nasional

Sebelumnya, terjadi bentrok antara kelompok masyarakat Mekar Abadi penghuni Register 45 dengan kelompok Mesuji Raya (Pematang Panggang) pada Rabu siang (17/7/2019).

Keributan berawal sekitar pukul 11.00 WIB, datang alat bajak yang melakukan pembajakan di lokasi KHP REG 45 pok Mekar Jaya Abadi.

Bajak tersebut melakukan pembajakan di areal tanah seluas setengah hektar milik Yusuf (41) penghuni Mekar Jaya Abadi.

Baca juga: Penyebab Bentrokan di Mesuji Menurut Polri

Kejadian tersebut diketahui oleh warga kelompok Mekar Jaya Abadi kemudian warga memukul kentongan. Warga berkumpul kemudian mengamankan bajak tersebut sambil menanyakan atas perintah siapa melakukan pembajakan.

Tidak lama kemudian, operator bajak pulang namun datanglah sekelompok warga kelompok Mesuji Raya (Pematang Panggang) dengan membawa senjata tajam melakukan penyerangan terhadap warga kelompok Mekar Jaya dan mengamankan bajak tersebut.

Kelompok Mekar Jaya Abadi melakukan perlawanan sehingga menimbulkan korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com