Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik 2019, Pemerintah Siapkan 6.047 Fasilitas Layanan Kesehatan

Kompas.com - 25/05/2019, 21:22 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mudik menjadi suatu kebiasaan ketika Hari Lebaran akan tiba. Berbagai moda transportasi dipilih para perantau untuk mengantarkannya pulang ke kampung halaman tercinta.

Tak dapat dipungkiri, moda transportasi darat seperti bus dan mobil pribadi, saat ini masih menjadi favorit pemudik.

Menyambut hal itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan 6.047 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di sepanjang jalur mudik.

Jumlah fasyankes tersebut terdiri dari 923 pos kesehatan, 4.210 Puskesmas, 375 RS di sekitar jalur pantai utara Jawa, 144 rumah sakit rujukan, 207 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan 188 public safety center (PSC) 119.

"Pos kesehatan akan siap pada H-7 Lebaran dan H+7 Lebaran. Kalau untuk rumah sakit, puskesmas, KKP, dan PSC 119 setiap saat karena bagian dari pelayanan rutin sehari-hari, " kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Bambang Wibowo saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/5/2019) sore.

Baca juga: Mulai Besok, PT KAI Sediakan Sahur dan Buka Puasa Gratis untuk Penumpang

Bambang menjelaskan, fokus utama mudik tahun ini adalah pemeriksaan kesehatan pengemudi, khususnya bagi pengemudi angkutan umum dengan jarak tempuh lebih dari empat jam atau dengan rute padat dan sering, seperti pengemudi bus AKAP dan AKDP, serta pengganti pengemudi dalam satu armada.

"Pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi penting untuk mengurangi faktor risiko kecelakaan di jalan raya pada saat mudik lebaran," ujar dia.

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan antara lain pemeriksaan tekanan darah, alkohol dalam darah melalui pernapasan, kadar amphetamine dalam urine dan kadar gula darah.

Bambang menegaskan, pihak manajemen PO bus dan pengemudi harus memperhatikan kesehatan fisik dan mental, serta menanamkan perilaku keselamatan dan kesehatan kerja (P3K).

"Menempuh perjalanan jauh, bisa jadi tak sesuai dengan rencana awal jadwal perjalanan yang diperkirakan sebelumnya," ujar dia.

Baca juga: 6 Keuntungan Mudik dengan Transportasi Umum Selain Pesawat

Tak jarang ditemui kemacetan lalu lintas dan terjadinya kecelakaan yang membuat perjalanan menjadi terhambat berjam-jam dari semestinya. Namun, dengan kesehatan fisik dan mental yang prima, pengemudi akan tetap awas dan terkendali.

Pos kesehatan yang disediakan memberikan fasilitas pengobatan umum, pelayanan kesehatan tradisional, pelayanan kegawatdaruratan, dan pelayanan transportasi rujukan medis yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com