Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Koalisi Jokowi-Ma'ruf dari Luar Tampak Adem Ayem, tetapi...

Kompas.com - 14/05/2019, 08:43 WIB
Jessi Carina,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Indonesia Kerja yang merupakan pengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin seolah tidak mengalami gejolak yang berarti seperti yang terjadi di koalisi kubu lawannya.

Sembilan partai dalam koalisi ini tampak tidak saling berselisih sampai saat ini. Namun, pengamat politik dari Center of Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan itu hanya tampak luarnya saja.

"Tampaknya adem ayem, tetapi di dalam pergerakannya sebenarnya cukup kencang juga ya," ujar Arya kepada Kompas.com, Senin (13/5/2019).

Pergerakan kencang yang dimaksud Arya dimulai sejak masa-masa penghitungan suara ini. Tepatnya ketika pasangan Jokowi-Ma'ruf hampir dipastikan memenangkan Pemilihan Presiden 2019.

Baca juga: PAN Buka Peluang Gabung Koalisi Pendukung Pemerintah

Arya mengatakan, ini merupakan waktu bagi partai untuk mulai bersepakat soal usulan nama-nama menteri.

"Saling sikut juga pasti akan terjadi di internal 01 soal bagaimana mereka mendiskusikan ini," ujar Arya.

Menurut dia, Ma'ruf Amin sendiri juga tidak akan tinggal diam dengan isu ini. Dia yakin Ma'ruf juga punya kepentingan. Kunjungan Ma'ruf ke kediaman Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai sebagai bentuk pergerakan cawapres itu.

Baca juga: TKN: Kami Sudah Duga, Chemistry Pak SBY Tidak Sama dengan Koalisi 02

Selain itu, kata Arya, sebenarnya bukan hanya partai politik saja yang mulai berdialog soal jabatan menteri. Menteri-menteri yang saat ini ada dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla juga pasti akan kasak-kusuk ke partai politik.

"Menteri-menteri sekarang tentu konsentrasinya terbelah juga. Di satu sisi mereka tinggal 5 bulan lagi, di sisi lain mereka ingin mendapat perhatian Jokowi juga agar dipilih kembali. Mereka tentu juga akan bergerilya ke partai-partai," ujar Arya.

Oleh karena itu, menurut dia apa yang akan terjadi dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf selanjutnya adalah gerilya politik untuk memperebutkan posisi menteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com