JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani mempertanyakan usulan calon wakil presiden nomor 02 Sandiaga Uno terkait audit sistem informasi penghitungan suara (situng).
Menurut Arsul, usul tersebut bertolak belakang dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang mengklaim menang.
"Kalau mereka yakin bahwa paslon 02 yang pada akhirnya menang, kenapa mesti repot dengan meminta Situng diaudit segala?" kata Arsul ketika dihubungi, Senin (6/5/2019).
Baca juga: Wacana Audit Situng KPU, Diusulkan Sandiaga hingga Disepakati TKN
Menurut Arsul, yang lebih penting untuk diperhatikan bukan Situng melainkan rekapitulasi manual berjenjang.
Arsul mengatakan situng hanya akan memberikan efek psikologis kepada pasangan calon yang kalah selama proses penghitungan. Namun tidak bisa benar-benar menjadi patokan atas kemenangan atau kekalahan paslon.
Meskipun secara umum Situng bisa menjadi gambaran. Arsul pun menilai permintaan Sandiaga ini karena suara paslon 02 itu selalu di bawah Jokowi-Ma'ruf dalam Situng KPU.
"Pada akhirnya siapapun yang terbukti lebih banyak perolehan suaranya itulah yang akan unggul baik via situng maupun dalam penghitungan manual. Dan paslon 02 dan jajarannya tampaknya grogi melihat realitas bahwa input Situng menunjukkan keunggulan Paslon 01," kata dia.
Sebelumnya, Sandiaga meminta Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) diaudit.
Sebab, Sandiaga meminta agar Situng KPU diaudit. Sandiaga mendapat laporan banyak kesalahan input suara di situng yang bisa diakses publik di website resmi KPU itu.
"Aktivis-aktivis sudah menemukan begitu banyak permasalahan terkait data entry di situng. Oleh karena itu perlu sistem ini diaudit agar tuduhan bahwa ini berpola dan hanya menguntungkan paslon tertentu itu bisa dihindarkan," kata Sandiaga di Bandung, seperti dikutip dari Kompas TV, Senin (6/5/2019).
Baca juga: Diminta Sandiaga Audit Situng, KPU Sebut Sudah di Awal
Sandiaga mengatakan, permintaannya untuk mengaudit Situng itu bukan karena suaranya kalah dari pasangan Jokowi-Ma'ruf. Menurut dia, audit ini penting untuk kualitas pemilu itu sendiri.
"Karena ini bukan hanya soal kalah menang, yang melaporkan kecurangan ini dua kubu, baik di 01 atau 02. Untuk memastikan pemilu jujur adil dan kita menghadirkan pemilu yang berkualitas, sudah saatnya kita audit apa yang terjadi sampai berulang kali terjadi kesalahan data entry," kata dia.