Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Ngapain Kasus Novel Dibawa Jauh-jauh ke AS?

Kompas.com - 26/04/2019, 21:15 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mempertanyakan langkah organisasi hak asasi manusia Amnesty Internasional yang hendak membawa isu kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan ke kongres parlemen di Amerika Serikat.

Moeldoko menilai tak ada urgensi dari langkah yang dilakukan Amnesty international itu.

"Menurut saya sih ngapain jauh-jauh kesana," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Baca juga: Amnesty International Siap Bawa Kasus Novel Baswedan ke Kongres Parlemen AS

Moeldoko pun enggan berkomentar lebih jauh mengenai langkah Amnesty International itu. Sebab, mantan Panglima TNI ini mengaku tidak terlalu mengikuti isu terkait kasus Novel.

"Saya enggak ngikutin ya, saya enggak mau ngomentarin dulu," kata dia.

Amnesty International sebelumnya mengaku siap membawa isu tentang penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke ranah internasional. Salah satunya, isu tersebut akan disampaikan dalam kongres parlemen di Amerika Serikat.

Baca juga: Kasusnya Dibawa ke Ranah Internasional, Ini Tanggapan Novel Baswedan

"Kami punya akses terhadap para pengambil kebijakan di Amerika Serikat, melalui jalur kongres parlemen mengenai apa yang terjadi dalam kasus yang dihadapi oleh KPK dan Novel Baswedan di Indonesia," ujar Manajer Kampanye Amnesty International Indonesia Puri Kencana Putri di Gedung KPK Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Menurut Putri, Amnesty International, sebagai organisasi HAM internasional, berkomitmen untuk mendorong upaya penegakan hukum dan antikorupsi di Indonesia selaras dengan komitmen standar internasional.

Baca juga: Bertemu Pimpinan KPK, Tim Gabungan Bahas Penanganan Kasus Novel Baswedan

Putri mengatakan, kedatangan perwakilan Amnesty International dari AS ke KPK adalah salah satu upaya untuk mendorong penyelidikan independen terhadap kasus yang dialami Novel.

Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada April 2017 lalu. Namun hingga saat ini kasus tersebut belum juga terungkap. Belum ada satu pun pelaku yang ditangkap oleh pihak kepolisian.

Kompas TV Tim Gabungan Pencari Fakta kasus teror penyidik KPK Novel Baswedan mengunjungi KPK. Mereka bertemu pimpinan KPK untuk membahas perkembangan penyelidikan kasus itu. Menurut anggota TGPF kasus teror Novel Baswedan setelah 3 bulan tim bekerja tim telah melakukan reka ulang kejadian dan memeriksa saksi. Tim juga telah melakukan uji alibi terhadap sejumlah saksi di 3 kota berbeda. #TGPFNovelBaswedan #KPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com