Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Harga Tiket Pesawat Murah tapi Tidak Aman, Bagaimana?

Kompas.com - 26/04/2019, 19:21 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pemerintah tidak bisa memaksa maskapai penerbangan untuk serta merta menurunkan harga tiket pesawat menjelang mudik lebaran.

Sebab, jika dipaksakan, penurunan tiket dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas pelayanan dan keamanan.

"Intinya adalah bukan harga yang jadi prioritas, harga murah tapi enggak aman, nyaman, itu bagaimana?" kata Moeldoko usai memimpin rapat koordinasi persiapan mudik lebaran di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Baca juga: Menko Darmin: Saya Tak Ambil Alih, Menhub yang Serahkan Masalah Tiket Pesawat

 

Moeldoko mengatakan, sampai saat ini pemerintah masih berupaya untuk mencari jalan tengah terkait harga tiket pesawat yang saat ini masih dinilai tinggi oleh masyarakat. Ia ingin ada solusi yang menguntungkan semua pihak.

"Diharapkan harga yang relatif baik, perusahaan tak bangkrut, dan costumer bisa menikmati dengan aman, nyaman," kata Moeldoko.

Selain itu, ada juga faktor inflasi yang akan dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca juga: Pemerintah dan Maskpai Segera Bahas Tarif Batas Atas Tiket Pesawat

 

"Salah satu unsur inflasi, di antaranya adalah harga tiket. Ya Mudah-mudahan nanti ada solusi. Memang kemarin belum ada. Menteri Perhubungan harus mengkomunikasikan kembali dengan agen-agen penerbangan," kata dia.

Sejak November 2018-Maret 2019, harga tiket pesawat terus menyumbangkan inflasi karena harganya yang tinggi. Hal ini menurut BPS merupakan fenomena yang tidak biasa.

Sebab biasanya, sumbangan harga tiket pesawat ke inflasi hanya terjadi pada bulan-bulan tertentu saja, misalnya jelang Lebaran atau akhir tahun.

Baca juga: Menhub Bantah Tak Bisa Urusi Harga Tiket Pesawat yang Masih Mahal

Menteri Perhubungan mengaku sudah mengambil kebijakan untuk kenaikan tarif batas bawah. Namun, kebijakan tersebut tak juga membuat maskapai menurunkan tarifnya.

Belakangan, Kemenhub mengalihkan persoalan tiket pesawat ini kepada Menko Perekonomian Darmin Nasution.

Darmin menyebutkan, Kementerian Perhubungan menyampaikan kesulitan menyelesaikan persoalan harga tiket pesawat yang masih tinggi.

Baca juga: Masih Mahal, Harga Tiket Pesawat akan Diatur Pemerintah

Setelah mendapatkan laporan itu, akhirnya Darmin merapatkan hal itu dalam rapat koordinasi persiapan Ramadhan di Kantor Kemenko Perekonomian.

Sebagai tindak lanjut, Darmin mengatakan bahwa ia akan memanggil Menteri BUMN Rini Soemarno dan Garuda Indonesia pada pekan depan untuk mencari solusi bersama.

Kompas TV Polemik naiknya harga tiket pesawat membuat bisnis sektor pariwisata tak berlangsung mulus di awal tahun ini. Harga tiket tak kunjung turun, pelancong domestik mulai enggan berwisata. Akibatnya, hampir 5 persen dari anggota asosiasi perusahaan perjalanan wisata Indonesia harus gulung tikar. Bahkan khusus untuk liburan bisnis, ASITA mencatat penurunan mencapai 30 hingga 40 persen sejak awal tahun 2018. Harga tiket yang tinggi membuat daya saing wisata lokal kalah dengan wisata mancanegara, karena tiket wisata mancanegara cenderung lebih rendah. <strong>#TiketPesawatMahal #HargaTiketMahal #TiketPesawat </strong>
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com