Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPN Nilai Keunggulan Jokowi di Hasil Survei Tak Sesuai Kenyataan di Lapangan

Kompas.com - 10/04/2019, 15:07 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sugiono, berpandangan hasil survei dari sejumlah lembaga survei yang dirilis tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Sugiono menuturkan, beberapa hasil survei menyatakan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga masih berada di bawah paslon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Hal itu dinilainya kontradiktif dengan militansi masyarakat di lapangan terhadap Prabowo-Sandiaga.

Militansi tersebut terlihat dari antusiasme masyarakat saat menyambut paslon tersebut dan bahkan menyumbangkan uangnya untuk dana kampanye.

Baca juga: Sekjen PDI-P: Survei Internal BPN Hiburan untuk Prabowo

"Sesuatu hal yang menurut kami tidak tercermin dari apa yang kita lihat di lapangan, dari apa yang kita saksikan di kampanye-kampanye Prabowo-Sandiaga," kata Sugiono saat konferensi pers di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2019).

Sugiono pun mempertanyakan keunggulan Jokowi-Ma'ruf di survei karena dianggapnya tidak sejalan dengan fakta di lapangan.

Menurut Sugiono, paslon tersebut kerap kesulitan mengumpulkan massa ketika mereka berkampanye.

"Yang ingin saya sampaikan, apakah masuk akal jika seorang petahana kesulitan memenuhi tempat-tempat kampanye namun di survei dikatakan dia leading. Saya kira ini agak bertentangan dengan logika," ujarnya.

Ia pun mengungkapkan beberapa hasil survei yang dinilainya obyektif. Dalam survei-survei tersebut, Prabowo-Sandiaga unggul dibanding Jokowi-Ma'ruf.

Sugiono menyebutkan soal survei Rumah Demokrasi, pada 19 Februari-1 Maret. Dalam survei tersebut, elektabilitas Prabowo-Sandiaga sebesar 45,45 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf sebesar 40,3 persen, dan yang belum memilih sebanyak 14,25 persen.

Ia juga menyinggung survei yang dilakukan New Indonesia pada 10-21 Maret 2019. Prabowo-Sandiaga memperoleh 51,8 persen, Jokowi-Ma'ruf 44,2 persen, dan yang belum memilih 4 persen.

Sugiono juga mengungkapkan hasil survei Bimata Politica. Pada periode 23-29 Maret, elektabilitas Prabowo-Sandiaga 55,19 persen, Jokowi-Ma'ruf 36,3 persen, dan yang belum memilih 8,51 persen.

Sebelumnya, Sugiono mengklaim massa Prabowo-Sandiaga saat kampanye lebih banyak dibanding Jokowi-Ma'ruf.

Baca juga: Survei Internal Menangkan Prabowo, Upaya Tak Tergiring Opini hingga Dinilai Menghibur Diri

"Massa yang hadir di kampanye-kampanye Prabowo-Sandiaga itu masih jauh lebih banyak dari apa yang terjadi di kampanye-kampanye paslon 01," tutur dia.

Setelah itu, ia pun menunjukkan gambar saat Jokowi berkampanye di Solo, pada Selasa (9/4/2019).

Dalam gambar yang diambil dari atas tersebut menunjukkan bahwa tempat kampanye Jokowi masih menyisakan ruang kosong.

Kemudian, ia juga menampilkan sebuah video kampanye Jokowi di Solo tersebut. Video yang diambil dari belakang menggambarkan suasana yang tidak padat dan warga masih dapat duduk-duduk. 

Kompas TV Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menilai berita bohong tentang server KPU yang di-setting memenangkan salah satu pasangan calon di Pilpres 2019 bukan bagian dari BPN. BPN mendukung polisi untuk memproses secara hukum untuk menyelesaikan masalah berita bohong ini. Bahkan BPN merekomendasikan, jika perlu adanya investigasi untuk mengusut kasus ini. #ServerHoaksKPU #VideoHoaksKPU #ServerKPUDisetting
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com