Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Ma’ruf Amin soal Ahok, Viral di Medsos hingga Klarifikasinya..

Kompas.com - 04/04/2019, 19:40 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah potongan video lama yang berisi Ma’ruf Amin bicara soal Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendadak ramai dibicarakan di media sosial.

Dalam video berdurasi 28 detik itu, Ma'ruf yang kini menjadi calon wakil presiden nomor urut 02 berbincang dengan beberapa orang, salah satunya Ustaz Yusuf Mansyur. Di sana, Ma’ruf menyebut Ahok sebagai selama ini menjadi sumber konflik yang harus diatasi.

Video ini diduga diambil saat musim Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Saat itu, Ahok tengah menghadapi kasus dugaan penistaan agama, karena pidatonya di salah satu kunjungan kerja di Kepulauan Seribu.

Saat itu, Ma’ruf yang masih menjabat ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) meneken sebuah pernyataan MUI terkait kasus ini. MUI mengategorikan apa yang dilakukan Ahok sebagai penghinaan Al Quran. Fatwa ini dikeluarkan di tengah masa kampanye Pilkada DKI Jakarta.

Saat kasus Ahok memasuki ranah pengadilan, Ma’ruf sempat menjadi salah satu saksi yang memberatkan dakwaan terhadap Ahok.

Di video lainnya, mantan Ketua MUI ini juga pernah menyebut nama Ahok dalam pidatonya di Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Purworejo, Jawa Tengah, 26 Maret 2019.

Ia mengatakan, Ahok tidak akan bisa menggantikan posisinya sebagai wakil presiden, jika sesuatu terjadi padanya atau Jokowi. Sebab, Ahok pernah tersandung kasus hukum hingga dipenjara.

Baca juga: Maruf Amin: Ahok Sudah Kena Hukuman, Masa Jadi Wakil Presiden

Klarifikasi Ma'ruf Amin

Kedua video ini banyak menjadi perbincangan di media sosial hingga akhirnya Ma’ruf memberikan klarifikasinya, khususnya terhadap video pertama.

Di sela-sela rangkaian kampanyenya di Garut, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019), Ma’ruf Amin menyebut video itu hanya potongan dan tidak utuh. Sebab, menurut dia, makna dari percakapan dalam video itu tidak dapat dipahami secara utuh, bahkan cenderung bergeser.

“Ya saya kira videonya enggak utuh. Kalau utuh kan tahu orang-orang (apa makna sesungguhnya)," kata Ma’ruf.

Menurut Ma’ruf, potongan video yang tersebar dilatarbelakangi adanya kunjungan pemuka agama yang mengajaknya untuk mendukung Anies Baswedan maju dalam pemilihan presiden menjadi pesaing Jokowi.

Baca juga: Klarifikasi Maruf Amin soal Videonya yang Menyebut Ahok Sumber Konflik

Ajakan itu muncul karena Anies di luar dugaan bisa mengalahkan sosok Ahok yang dinilai kuat sebagai pesaingnya dalam Pilkada DKI Jakarta.  

Namun, ia menolak ajakan itu. Menurut Ma'ruf, sosok Jokowi tidak seperti Ahok, sehingga ia lebih memilih untuk mendukung Jokowi.

"Saya tak setuju, saya bilang, kalau Ahok itu, saya waktu itu menggunakan istilah itu apa namanya, sumber konflik, terjadi konflik itu karena Ahok. Oleh karena itu, tentu Ahok ya kita harus cegah. Kalau dia terus (jadi Gubernur), menjadi konflik, akan (terus) bangsa ini berkonflik," kata Ma'ruf.

Ma'ruf lantas mengatakan para pemuka agama yang mengajaknya mendukung Anies, saat ini ada di barisan pendukung nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Baca juga: Beredar Video Sumber Konflik, Maruf Tak Takut Ditinggal Pendukung Ahok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com