Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Capres-Cawapres Dinilai Sudah Sulit Berubah

Kompas.com - 04/04/2019, 16:57 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai, telah terjadi pembekuan di antara pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pembekuan ini berdampak pada angka elektabilitas paslon yang sulit untuk berubah. Pembekuan diartikan, masing-masing pemilih paslon tak bergerak lagi. 

Bahkan, di sisa waktu kampanye ini, debat pilpres maupun kampanye terbuka sudah tidak banyak berpengaruh.

"Sudah terjadi pembekuan, baik kepada (pendukung) 01 dan 02 yang sepertinya tidak akan berubah. Nah, oleh karena itu, baik kampanye terbuka, maupun dalam debat, ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh lagi untuk meningkatkan elektabilitas," kata Ray saat ditemui di kantor Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Jakarta Timur, Kamis (4/4/2019).

Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas PPP Turun karena OTT Romahurmuziy

Ray menyebut, elektabilitas kedua paslon saat ini sulit untuk naik. Itu karena, banyak pendukung yang fanatik terhadap kedua paslon. 

Waktu kampanye yang sudah mencapai lebih dari enam bulan tidak bisa mengubah pilihan para pendukung fanatik tersebut. Apalagi, saat ini sisa waktu kurang dari dua pekan, semakin memperkecil kemungkinan perubahan pilihan.

"Fanatisme poltik itu artinya orang mau diapain pun sudah tidak akan mengubah pilihan politiknya," ujar dia.

Baca juga: Deddy Mizwar Klaim Elektabilitas Jokowi-Maruf Unggul Tipis di Jawa Barat

Begitupun dengan para pemilih yang masih belum menentukan pilihan, angkanya juga diprediksi bakal stagnan.

"Makanya pertanyaannya bukan meningkatkan elektabilitas, kalau dalam bacaan saya, tapi mempertahankan elektabilitas," tegas Ray.

Kampanye dimulai sejak 23 September 2018 dan akan ditutup 13 April 2019. Sementara itu, khusus kampanye terbuka atau rapat umum baru dimulai 24 Maret 2019. Dan pemungutan suara digelar secara serentak 17 April 2019.

Kompas TV Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei elektabilitas jelang Pilpres 2019. Dalam rilisnya, survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Joko Widodo-Ma’ruf Amin berada pada angka 55,4 persen. Sementara, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menunjukkan elektabilitasnya sebesar 37,4 persen. Sementara itu, masih ada 7,2 persen yang menjawab tidak tahu dalam survei ini. Survei ini dilakukan pada 22-29 Maret dengan margin of error sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. #SurveiIndikator #ElektabilitasCapres #JokowiVsPrabowo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com