Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Tetapkan Masa Tanggap Darurat Bencana di Sentani Berakhir Jumat Hari Ini

Kompas.com - 29/03/2019, 17:22 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, tanggap darurat untuk banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, telah berakhir pada Jumat (29/3/2019) hari ini.

"Tadi malam, berdasarkan kesepakatan, maka tanggap darurat akan berakhir 29 Maret 2019. Kemudian dilanjutkan transisi darurat menuju pemulihan," ujar Sutopo di kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2019).

Dia menambahkan, Penanganan di Sentani akan memasuki fase transisi dari darurat menuju ke pemulihan. Masa itu bakal dijalankan sekitar satu hingga tiga bulan ke depan berdasarkan kesepakatan dari bupati Kabupaten Sentani.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2019). CHRISTOFORUS RISTIANTO/KOMPAS.com Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2019).
Baca juga: Masyarakat Danau Sentani Butuh Sumber Air Bersih

Maka dari itu, lanjutnya, pencarian korban akan dihentikan ketika masuk ke fase transisi menuju pemulihan. Fase tersebut pun sudah dikomunikasikan dengan pihak keluarga.

"Penanganan tanggap darurat telah diterapkan 14 hari, berakhir 29 Maret 2019. Pencarian korban dihentikan karena masuk ke fase pemulihan," ucapnya.

Sutopo menjabarkan, hingga akhir Maret 2019, korban meninggal akibat bencana banjir di Sentani berjumlah 112 orang. Sebanyak 105 orang meninggal dunia di Kabupaten Jayapura dan 7 orang lainnya di Kota Jayapura.

Baca juga: Banjir Bandang Sentani Tenggelamkan Artefak Megalitik

Dari 112 korban tewas tersebut, seperti diungkapkan Sutopo, sebanyak 77 orang sudah berhasil diidentifikasi tim Polri. Dari jumlah itu, sebanyak 55 orang ahli waris korban telah mendapatkan santunan dari pemerintah dan sisanya menunggu proses identifikasi.

"Kemudian jumlah orang hilang ada 82 orang. Memang kita kesulitan mengidentifikasi, ternyata banyak pendatang yang tinggal di daerah wilayah Sentani yang tidak memiliki identitas," jelas Sutopo.

Sementara itu, kini total pengungsi ada 5.347 orang atau 962 KK yang tersebar di 21 titik pengungsian.

"Pengungsi ini ada dua tipikal, satu yang mengungai karena banjir bandang, kedua karena ada banjir luapan danau Sentani," pungkasnya.

Kompas TV Berita pertama, Hercules mengamuk dan memukul wartawan saat hendak masuk ruang sidang di PN Jakarta Barat. Berikutnya, 20 korban banjir bandang Sentani, Papua dimakamkan massal. Terakhir, 2 mantan bupati jadi saksi sidang Taufik Kurniawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com