Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Demi Allah, Saya Tidak Ingin Cari Kekayaan

Kompas.com - 29/03/2019, 13:50 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

KARAWANG, KOMPAS.com - Calon Presiden Prabowo Subianto mengaku dirinya kini sudah menjadi milik rakyat dan telah menjadi alat rakyat saat kampanye terbuka di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/3/2019).

"Pada 17 April nanti, kita kawal setiap TPS (Tempat Pemungutan Suara). Jaga TPS sambil membawa ketupat dan bawa tikar, karena nanti rakyat yang menang. Rakyatlah yang menang, bukan Prabowo. Prabowo hanya alat rakyat," kata Prabowo seperti dikutip Antara.

Pada kesempatan itu, ia mengaku mencalonkan presiden bukan untuk mencari kekayaan, tapi untuk memperbaiki bangsa dan memperjuangkan kepentingan rakyat.

"Demi Allah saya tidak ingin cari kekayaan," kata Prabowo dalam orasi di hadapan ribuan pendukungnya.

Baca juga: Elektabilitas Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Versi 6 Lembaga

Ia mengaku tidak menginginkan Indonesia sebagai negara terkorup. Karena itu, dirinya akan memperbaiki penegakan hukum di Indonesia.

Sementara itu, kehadiran Prabowo di atas panggung pada kampanye terbuka itu disambut syair Thala'al Badru 'Alaina yang dilantunkan para relawan dan pendukungnya.

Sebelum menyampaikan orasinya, Prabowo bersama para pendukungnya menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Baca juga: Fadli Zon Sebut Nasionalisme Prabowo Jauh Lebih Tinggi Dibanding Jokowi

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden PKS Sohibul Iman hadir dalam kegiatan kampanye terbuka dan ikut berorasi politik.

Selain itu, hadir pula sejumlah petinggi partai politik pengusung pasangan capres dan cawapres 02.

Dalam orasi politiknya, Zulkifli Hasan dan Sohibul Iman sama-sama mengajak para pendukung dan relawan untuk terus bekerja lebih keras. Karena waktu pencoblosan semakin dekat.

Pemilu yang akan digelar 17 April 2019 digelar secara serentak, memilih calon presiden dan wakil presiden serta memilih calon legislatif.

Pasangan capres dan cawapres terdiri atas pasangan 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta pasangan 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com