Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Selidiki Mobil Dinas Militer yang Bagi-bagi Logistik di Acara Relawan Prabowo-Sandi

Kompas.com - 22/03/2019, 15:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video kendaraan berplat dinas TNI berisi logistik di acara relawan pendukung capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, viral di media sosial.

Video berdurasi 1 menit itu menunjukkan sebuah mobil Mitsubishi Pajero hitam berpelat dinas militer 3005-00 terparkir di depan sebuah bangunan.

Ketika kamera video mengarah ke bagian belakang mobil yang terbuka, tampak di dalamnya plastik merah berisi logistik peserta acara.

Baca juga: Polri Dalami Video Polisi yang Teriak Jokowi Yes saat Pembagian Bansos di Simalungun

Tampak pula sejumlah orang dari dalam kendaraan mengambil plastik merah itu kemudian menyerahkannya ke orang lain di luar mobil.

Tidak diketahui pasti di mana peristiwa tersebut direkam dan siapa pemilik kendaraan berpelat dinas militer tersebut.

Klarifikasi TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sisriadi mengaku sudah mendapatkan laporan mengenai video itu.

Baca juga: Pangdam XVI Pattimura: TNI Netral, yang Memihak Bakal Ditindak Tegas

Berdasarkan pengecekan, Sisriadi mengakui, plat nomor tersebut seharusnya dimiliki oleh TNI aktif yang bertugas di Detasemen Markas (Denma) Mabes TNI.

Tapi ada kejanggalan. Sebab, berdasarkan data di Denma Mabes TNI sendiri, plat tersebut harusnya diletakkan di kendaraan sedan Mitsubishi Lancer, bukan Mitsubishi Pajero.

"Jadi, akan didalami itu. Siapa yang pakai itu. Karena kalau plat secara fisik kan bisa dibuat di mana saja. Kita juga tidak pernah memberikan pelat nomor dinas untuk dipakai orang di luar dinas," ujar Sisriadi saat jumpa pers di Balai Wartawan, Kompleks Mabes TNI, Jakarta Timur, Jumat (22/3/2019).

Baca juga: Bawaslu Catat 165 Kasus Pelanggaran Netralitas ASN

Sisriadi menegaskan, sesuai amanah undang-undang, TNI netral dalam pesta demokrasi. Oleh sebab itu, apabila ada dugaan ketidaknetralan, pihaknya akan serius dalam menindaklanjutinya.

Kompas TV Mohamad Subkhan, petani asal Brebes, Jawa Tengah yang pernah curhat ke Cawapres Sandiaga Uno akhirnya ditahan. Dia dinyatakan resmi sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap warga Kabupaten Tegal. Subkhan ditahan pada Selasa (19/3/2019) malam pukul 22.30 setelah diperiksa selama kurang lebih 8 jam. Selama proses penyidikan Subkhan didampingi pengacara Muhammad Fayyadh. Kasus penganiayaan Subkhan dipicu peredaran video tudingan Sukro yang menyebut Subkhan pernah sakit jiwa dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Magelang. #SandiagaUno #Subkhan #PetaniBawang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com