Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dan Canda Wapres tentang Pemilu di Era Orde Baru

Kompas.com - 28/02/2019, 22:20 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menceritakan masa-masa pemilu di era Orde Baru. Menurut dia pemilu di era Orde Baru jauh berbeda dengan pemilu yang berlangsung pasca reformasi.

Kalla lantas menceritakan pada 1980-an, ada diskusi yang melibatkan para ahli di Amerika Serikat (AS).

"Katanya, ini (profesor) AS nanya ke profesor dari Meksiko. Kamu di Meksiko berapa lama hasil pemilu baru diketahui hasilnya. Ya, seminggu, baru diketahui hasilnya. Wah kau terlalu lama. Di Amerika hanya berapa jam sudah diketahui hasilnya," ujar Kalla menirukan ucapan profesor dari AS.

Baca juga: Kalla: Kalau Pak Jokowi Menang Tak Usah Khawatir, kalau yang Sebelah Saya Tidak Tahu

Ia lantas melanjutkan ceritanya bahwa profesor dari AS tersebut menanyakan bagaimana pemilu di Indonesia dan berapa lama hasilnya diketahui setelah pemungutan suara.

Kalla lalu berseloroh bahwa orang Indonesia yang ditanyai hal tersebut menjawab jika pemenang pemilu di Indonesia sudah diketahui lima tahun sebelumnya.

"Kalau Indonesia bagaimana? Wah Indonesia lima tahun sebelum pemilu kita sudah tahu hasilnya. Itu terjadi zaman Orde Baru. Tidak sekarang. Pokoknya Pak Harto terpilih kita mulai lagi untuk menyatakan sikap teruskan pemerintahan. Ya zaman itu lah. Tapi juga berakhir," lanjut dia.

Ia pun membandingkan pemilu di era Orde Baru dengan era sekarang yang jauh lebih dinamis. Bahkan, kata Kalla, Pemilu kali ini memunculkan keributan di media sosial terkait Pilpres 2019.

Baca juga: Wapres Kalla: Tak Perlu Khawatir, Pemilu 2019 Pasti Aman

Namun, kata Kalla, keributan tersebut tidak berlanjut ke dunia nyata. Menurut Kalla, itulah keunggulan pelaksanaan pemilu di Indonesia yang tak sampai menimbulkan konflik di dunia nyata hingga merenggut nyawa.

"Kita ributnya hanya seperti yang saya katakan tadi. Di medsos banyaknya. Di lapangan bahwa rapat umum sudah mulai besar, tetapi karena aturan KPU makin keras maka tidak terjadi konflik-konflik," lanjut Kalla.

Kompas TV Lima pendiri PAN membuat surat terbuka meminta mundur Ketua Dewan Kerhormatan Amien Rais. Kelimanya mengeluarkan pandangannya antara lain Amien Rais dinilai cenderung tidak menumbuhkan kerukunan bangsa. Sebagai tokoh reformasi Amien Rais dinilai bersimpati dengan politisi yang beraspirasi mengembalikan kekuatan orde baru, ketiga menilai Amien Rais menjadikan agama sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan, keempat Amien dinilai gagal mencerdaskan bangsa dengan ikut keruhkan suasana dalam negeri, dan kelima Amien dinilai terkesan berat untuk menyerahkan kepemimpinan PAN pada generasi berikut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MKD Dinilai Bebani DPR Periode Mendatang Jika Tak Menindak Anggota Dewan Pemain Judi Online

MKD Dinilai Bebani DPR Periode Mendatang Jika Tak Menindak Anggota Dewan Pemain Judi Online

Nasional
Belajar dari 2020, Bawaslu Wanti-wanti Kepala Desa dan ASN Tak Berpihak pada Pilkada 2024

Belajar dari 2020, Bawaslu Wanti-wanti Kepala Desa dan ASN Tak Berpihak pada Pilkada 2024

Nasional
Kejagung Bakal Tuntut Pelaku Judi Online dengan Hukuman Maksimal

Kejagung Bakal Tuntut Pelaku Judi Online dengan Hukuman Maksimal

Nasional
MKD Didesak Pecat 82 Anggota DPR yang Main Judi 'Online'

MKD Didesak Pecat 82 Anggota DPR yang Main Judi "Online"

Nasional
Menakar Peluang Kerja Sama PKB dan PDI-P pada Pilkada Jakarta, Terbentuk Poros Ketiga?

Menakar Peluang Kerja Sama PKB dan PDI-P pada Pilkada Jakarta, Terbentuk Poros Ketiga?

Nasional
PSU 863 TPS di Gorontalo, KPU Klaim Ribuan KPPS Telah Direkrut dalam 5 hari

PSU 863 TPS di Gorontalo, KPU Klaim Ribuan KPPS Telah Direkrut dalam 5 hari

Nasional
KPU Sebut 5 Parpol Kurang Caleg Perempuan Sudah Perbaiki Daftar Calon untuk PSU Gorontalo

KPU Sebut 5 Parpol Kurang Caleg Perempuan Sudah Perbaiki Daftar Calon untuk PSU Gorontalo

Nasional
Bawaslu Soroti Potensi Ketidakakuratan Daftar Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu Soroti Potensi Ketidakakuratan Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Novel Baswedan Sampai Mantan 'Raja OTT' Akan Daftar Capim KPK

Novel Baswedan Sampai Mantan "Raja OTT" Akan Daftar Capim KPK

Nasional
Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P pada Pilkada Jakarta

Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P pada Pilkada Jakarta

Nasional
Datang ke Istana, Bamsoet Lapor Persiapan Sidang Tahunan MPR Terakhir Jokowi

Datang ke Istana, Bamsoet Lapor Persiapan Sidang Tahunan MPR Terakhir Jokowi

Nasional
Wapres Peringatkan Limbah B3 Tak Bisa Dibuang Sembarangan

Wapres Peringatkan Limbah B3 Tak Bisa Dibuang Sembarangan

Nasional
Produksi Karpet Mobil Ternama Dunia Dibuat di Pasuruan, Wapres: Tinggal Buat Mobilnya...

Produksi Karpet Mobil Ternama Dunia Dibuat di Pasuruan, Wapres: Tinggal Buat Mobilnya...

Nasional
Tak Hanya Segelintir, Ternyata Ada 82 Anggota DPR RI yang Main Judi Online

Tak Hanya Segelintir, Ternyata Ada 82 Anggota DPR RI yang Main Judi Online

Nasional
Pusat Data Nasional Jebol: Menkominfo Mundur atau Dimaklumi?

Pusat Data Nasional Jebol: Menkominfo Mundur atau Dimaklumi?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com