Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi soal Ba'asyir Dinilai Tak Akan Ubah Elektabilitas Jokowi

Kompas.com - 23/01/2019, 17:22 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kontroversi yang muncul saat Presiden Joko Widodo berencana membebaskan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir dinilai tidak akan mengubah suara elektoral.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Kuskridho Ambardi kepada Kompas.com pada Rabu (23/1/2019) siang.

"Secara politik (elektoral) dugaan saya tidak akan mengubah banyak. Mungkin rumusannya begini, jika itu dilakukan dan diteruskan, sebagian kecil pemilih akan bersikap positif, sebagian yang lain sebaliknya. Jadi, akhirnya tak mengubah peruntungan elektoral," kata pria yang akrab disapa Dodi tersebut.

Menurut Dodi, kegaduhan terkait pembebasan Ba’asyir tidak akan banyak berpengaruh selama selisih suara antar-kandidat cukup signifikan.

"Kecuali pada saat selisih dukungan itu tipis, sekecil apa pun ia bisa mengubah peruntungan," tuturnya.

Baca juga: TKN Bantah Jokowi Inkonsisten soal Pembebasan Baasyir

Saat menjelaskan lebih lanjut, Dodi menyebut hal ini setidaknya berlaku untuk saat-saat ini. Namun, apa yang akan terjadi beberapa bulan ke depan belum dapat dipastikan. Ini disebabkan dinamika politik yang cepat.

"Untuk saat ini iya, tapi dalam dua atau tiga bulan ke depan, spiral isu agama bisa saja berkembang atau menyurut. Ini yang perlu diperhatikan," kata Dodi.

Dukung pencalonan Jokowi jadi Capres, ribuan massa pendukung jokowi di Sulawesi barat mengarak patung jokowi setinggi 2,5 meter keliling kota mamuju utara, Sealsa sore (25/3/2014)KOMPAS.Com Dukung pencalonan Jokowi jadi Capres, ribuan massa pendukung jokowi di Sulawesi barat mengarak patung jokowi setinggi 2,5 meter keliling kota mamuju utara, Sealsa sore (25/3/2014)
Beberapa hari belakangan rencana pemerintah terkait pembebasan Ba'asyir menuai kontra. Menurut Institute of Criminal Justice Reform misalnya, tidak ada landasan hukum yang dapat digunakan untuk pembebasan Ba'asyir.

Terlebih, kondisi-kondisi lain yang tidak memungkinkan yang bersangkutan diberikan kebebasan. Misalnya, ketidaksediaan Ba'asyir menandatangani pernyataan tertulis untuk mengakui Pancasila sebagai dasar negara.

Dodi menyebut, kebijakan yang sempat diwacanakan oleh Presiden tersebut akan menjadi tidak produktif apabila menuai banyak kontroversi.

“Tapi saya kira ketika itu menuai kontroversi keputusan itu menjadi tak produktif,” ujar Dodi.

Adapun dugaan-dugaan lain terkait motif lain dibalik kebijakan presiden, Dodi menyebut hal itu belum memiliki dasar yang kuat.

"Saya kira frame apa pun bisa diletakkan untuk menafsirkan peristiwa itu. Semuanya spekulasi karena peristiwanya belum terjadi dan belum ada data kokoh untuk menopang dugaan-dugaan itu," ucap Dodi.

Baca juga: Menhan: Baasyir Harus Berjanji Tidak Ajak Orang Lain Melawan Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Nasional
Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Nasional
Prabowo Terima KSAL dan KSAU, Bahas Postur Pembangunan Angkatan

Prabowo Terima KSAL dan KSAU, Bahas Postur Pembangunan Angkatan

Nasional
PKB, Nasdem, dan PKS Ingin Gabung Koalisi Prabowo, AHY: Enggak Masalah

PKB, Nasdem, dan PKS Ingin Gabung Koalisi Prabowo, AHY: Enggak Masalah

Nasional
Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih, Para Pemberani

Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih, Para Pemberani

Nasional
Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Nasional
Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com