Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Dana Kampanye, Jokowi-Ma'ruf Disokong Pihak Ketiga, Prabowo-Sandi dari Kantong Sendiri

Kompas.com - 09/01/2019, 16:56 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat terdapat perbedaan kontras soal asal-usul dana pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dana kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin yang dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) yaitu Rp 59 miliar. Sebesar Rp 37,9 miliar atau 86 persen datang dari Perkumpulan Golfer TBIG dan Golfer TRG.

Sementara 14 persen sisanya berasal dari badan usaha, parpol, dana pribadi Jokowi, dan perseorangan.

Baca juga: PKS Mengaku Sumbang Dana Kampanye Prabowo-Sandiaga melalui Crowdfunding

Adapun dana kampanye Prabowo-Sandi yang dilaporkan ke KPU sebesar Rp 54 miliar, dengan perincian 70 persen dari Sandiaga dan 30 persen dari Prabowo.

"Sumbangan dari Jokowi-Ma'ruf secara perseorangan tidak besar, didominasi oleh dua kelompok tersebut. Sebaliknya, sumbangan Prabowo-Sandi banyak dari mereka sendiri dibandingkan kelompok," kata peneliti korupsi ICW Almas Sjafrina di kantor ICW, Jakarta, Rabu (8/1/2019).

Artinya, lanjut Almas, Jokowi-Ma'ruf lebih banyak mendapatkan sumbangan pihak ketiga yang berasal dari kelompok.

Baca juga: Saldo Sumbangan Dana Kampanye 4 Partai Rp 0

ICW menduga sumbangan dari TBIG itu adalah dari PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dan TRG dari PT Teknologi Riset Global Investama.

"PT TBIG dan PT TRG diduga merupakan dua perusahaan yang sahamanya dimiliki Wahyu Sakti Trenggono, bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN)," ungkap Almas.

"Ada 113 frekuensi transaksi sumbangan yang diberikan oleh dua kelompok perkumpulan ini," sambungnya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Sumbangan Dana Kampanye Peserta Pilpres dan Pileg 2019

ICW juga menduga Prabowo-Sandiaga belum banyak menerima sumbangan dari partai politik dan pihak ketiga pada periode sebelum Laporan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) 1 Januari lalu. Sehingga, dalam LPSDK kedua paslon tercatat paling banyak menyumbang dana kampanye.

"Ini sejalan dengan pernyataan Prabowo-Sandi yang menyatakan belum mendapatkan sumbangan dari pihak ketiga, yang seharusnya dari perusahaan juga," imbuh Almas.

Kompas TV Rp 54 Miliar dana kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto &ndash; Sandiaga Uno sudah dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum.<br /> <br /> Sandi mengatakan jika partai koalisi belum memberikan kontribusi berupa dana kampanye.<br /> <br /> Namun, dalam kegiatan di lapangan, parpol pengusung sudah bekerja keras untuk berkampanye bagi Prabowo-Sandi.<br /> <br /> Terkait pernyataan Sandiaga ini, partai koalisi Prabowo-Sandiaga pun angkat suara.<br /> <br /> Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat menyebut jika tidak ada perjanjian dalam koalisi yang mewajibkan partai pengusung untuk memberikan sumbangan dana kampanye.<br /> <br /> Bahkan setiap kader partai pengusung dinilai sudah bekerja loyal di lapangan untuk mengkampanyekan Prabowo-Sandi yang tidak bisa diukur dengan uang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com