Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hambatan dan Kendala Program Binmas Noken Polri di Papua

Kompas.com - 11/12/2018, 12:18 WIB
Reza Jurnaliston,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satgas Khusus Pembinaan Masyarakat (Binmas) Noken Polri Kombes (Pol) Eko Rudi Sudarto mengungkapkan, ada sejumlah kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program bidang pembinaan masyarakat Noken.

Program Binmas Noken merupakan satgas yang dibentuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian dengan tugas melakukan Operasi Nemangkawi 2018.

Dalam pelaksanaannya, Satgas ini mengedepankan pendekatan lunak (soft approach) terhadap orang asli Papua.

Salah satu kendalanya adalah kondisi demografi dan medan yang dilalui tim.

“Saya lewat Wamena ke Lanny Jaya melalui jalur darat ada irisan dengan Nduga itu tiga jam normal dan dengan kendaraan. Kalau di Jakarta, gila ini kendaraan-kendaraan luar biasa mungkin harganya mencapai satu miliar karena dobel gardan dan fit,” ujar Eko saat diskusi di Hotel Diradja, Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018).

Ia menyebutkan, masyarakat di sana biasanya tinggal dalam kelompok-kelompok kecil yang hanya terdiri dari dua atau tiga kepala keluarga (KK).

Selain itu, kata Eko, sumber daya manusia (SDM) dan pola pikir masyarakat Papua menjadi kendala pelaksanaan program Bimas Noken Polri.

“Kami menyadari bahwa SDM Polri dan masyarakat (Papua) belum sama. Kami beda peradaban menjadikan pemisah. Satu sisi kami ingin memberikan apa yang kami punya, tapi mereka tidak peduli,” ujar Eko.

Kendala lainnya, sinergitas antara pemerintah daerah dan stakeholder karena belum sepenuhnya mendukung program Binmas Noken Polri.

Persoalan manajemen juga menjadi kendala dalam pelaksanaan program Binmas Noken Polri.

Misalnya, nilai uang di daerah pedalaman sangat tinggi sehingga pembiayaan terhadap satu kegiatan melebihi dari anggaran yang dianggarkan.

“Misalnya harga satu box lebah madu, kami di sana dianggarkan 3 juta (rupiah). Setelah tahu pelaksanaannya, harga kami harus ngirim ke sana jadi satu box bisa 9 juta,” ujar Eko.

Satgas Binmas Noken awalnya direncanakan hanya sampai akhir tahun, tepatnya 31 Desember 2018.

Namun, penugasannya diperpanjang hingga Pemilu Serentak 2019 untuk mengawal pemilu berjalan aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com