Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Bermedia Sosial "Anti-Baper" ala Sutopo Purwo Nugroho

Kompas.com - 07/12/2018, 10:25 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sosok Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho akhir-akhir ini menjadi sorotan.

Sejak lama, Sutopo sudah aktif membuat kicauan berisi informasi seputar bencana di Indonesia melalui akun Twitter miliknya, @Sutopo_PN.

Hal itu tetap ia lakukan meskipun sejak beberapa waktu terakhir dirinya diketahui mengidap kanker paru stadium lanjut yang mengharuskannya melakukan berbagai pengobatan.

Namanya semakin banyak dikenal, ketika ia berhasil bertemu dengan penyanyi wanita idolanya, Raisa, dan bertemu secara langsung dengan Presiden Joko Widodo.

Seiring waktu berjalan, pujian dan apresiasi baik dari dalam negeri dan luar negeri datang kepada Sutopo atas dedikasinya menjadi informan bencana, meskipun di tengah perjuangannya melawan sakitnya kanker.

Baca juga: Sutopo BNPB Dianugerahi "The First Responders 2018" oleh Media Singapura

Sutopo Purwo Nugroho. Gambar diambil pada Kamis (4/10/2018) di ruang kerjanya.KOMPAS.com/FITRIA CHUSNA FARISA Sutopo Purwo Nugroho. Gambar diambil pada Kamis (4/10/2018) di ruang kerjanya.
Menyikapi ketenaran dirinya saat ini di jagat dunia maya, Sutopo yang memiliki 165.000 pengikut di Twitter, mengaku memiliki tips dan trik tersendiri untuk beraktivitas di media sosial.

Melalui twitnya pada Rabu (5/12/2018), pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengah itu menyebutkan apa saja yang membuat twit-twitnya selama ini popular di jagat dunia maya.

"Jawabnya harus mentwit konten yang menarik, disukai generasi milenial, dan tidak 'baper' (bawa perasaan). Main medsos jangan baper. Jangan mutungan dan ngamukan. Harus dicintai dan mencintai netizen. Infonya harus bermanfaat," tulisnya.

Saat dihubungi Kompas.com Kamis (7/12/2018) malam, Sutopo menjelaskan bagaimana pentingnya agar tidak membawa perasaan dalam bermedia sosial.

"Kunci main medsos tidak boleh baper. Tidak boleh dibawa ke hati semua makian dan pujian dari netizen," kata Sutopo.

Baca juga: Sutopo BNPB, Tokoh Anti-Hoaks yang Sigap Meluruskan Isu Kebencanaan

Meskipun  kolom komentarnya dipenuhi dengan ungkapan-ungkapan bernada positif, namun Sutopo mengaku ada saja netizen yang memberikan tanggapan negatif atas apa yang ia lakukan.

Namun, ia mengaku tidak pernah mempedulikannya. Jika sudah keterlaluan, blokir dalah hal yang pada akhirnya dilakukan Sutopo.

"Jika ada akun abal-abal yang komentarnya nyinyir melulu, saya blok. Ratusan akun yang sudah saya blok. Kita main medsos yang positif saja," ucap Sutopo.

"Bahkan ada yang memaki dan menghujat saya. Mendoakan saya mati dan kanker tidak sembuh. Saya hanya baca dan tidak tanggapi," kata dia.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menerangkan bahwa pihaknya telah memetakan kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung. Jakarta, Senin (25/9/2017).KOMPAS.com/ MOH NADLIR Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menerangkan bahwa pihaknya telah memetakan kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Agung. Jakarta, Senin (25/9/2017).
Terlepas dari komentar positif dan negatif yang datang, ternyata Sutopo juga mengaku kerap mendapatkan pernyataan-pernyataan dari netizen yang menggiringnya untuk mengeluarkan pendapat tertentu.

"Saya sudah hafal pola-polanya. Bahkan ada yang menggiring agar saya mengeluarkan pendapat saat dipancing dengan komentar yang mengarah ke politik. Saya diamin saja. Tidak usah dibalas," ujarnya.

Meskipun banyak hal yang dapat terjadi di sosial media, baik positif maupun negatif, namun Sutopo menganggap sosial media sangat penting di era seperti sekarang ini.

Ia mengaku banyak mendapatkan informasi bencana di berbagai daerah justru dari media sosial, bukan instansinya.

"Banyak sekali manfaat medsos untuk menyebarluaskan informasi bencana. Medsos juga efektif untuk hoaks. Juga menyampaikan edukasi, nasihat, inspirasi dan hal lain yang positif," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com