Sempat salah kaprah
Saat terjun ke dapil, Febri mampu mengubah cara berpikirnya selama ini. Ia sempat khawatir dengan biaya kampanye yang tinggi.
Kekhawatiran itu muncul saat ia mengira harus menyediakan amplop berisi uang atau makanan serta minuman ketika bertemu warga yang ia datangi.
"Kalau minta amplop kan aku mau ngasih apa gitu kan. Dan ternyata sambutan masyarakat itu pas lihat anak mudanya, ketemu mereka, sambutannya memang luar biasa, aku kayak berasa diterima di keluarga aku sendiri," kata dia.
"Dan pas aku dateng malah disediakan minum, disediakan makan. Pas balik di situ kayak (dipesankan) 'Hati-hati ya, Nak. Nanti balik lagi ke sini'. Terus ada lagi kayak adik-adik yang kecil-kecil, 'Uni Ebby nanti balik lagi ya ke sini, main sama kita', gitu," kata dia.
Febri juga merasa terbantu dengan pihak-pihak yang mendukungnya secara cuma-cuma, mulai dari membuat situs kampanye hingga kartu nama.
Bahkan, kata dia, ada pihak-pihak anonim yang ikut memberikan bantuan.
"Kadang enggak tahu juga sih siapa yang kirim (bantuan). Tiba-tiba ada datang ke kantor, orang-orang tahu kan kantor DPW PSI, nanti ada notice-nya buat Uni Ebby atau Febri Wahyuni Sabran," kata dia.
Saat ini, Febri masih menggunakan dana pribadi untuk membiayai operasional kampanyenya.
Febri mengaku, tantangan terberatnya adalah menghadapi calon petahana.
Sebab, mereka sudah memiliki rekam jejak dan basis pendukung yang kuat.
Febri menilai, jika caleg petahana telah berbuat baik ke masyarakat, mereka memang layak dipilih kembali.
"Aku sendiri pibadi malah itu akan lebih baik. Karena DPR bisa semakin diisi oleh orang-orang (dengan kinerja) baik," kata dia.
Namun, jika caleg petahana dirasa tidak maksimal, Febri akan menggunakan celah tersebut untuk meraih dukungan warga.
"Kalau misalnya pas sampai daerah, ada yang ngeluh 'Si Bapak ini kita dulu didatangi terus dijanjiin akan bangun puskesmas di kampung kita. Tapi pas udah kepilih mereka enggak ada lagi balik ke sini, enggak ada lagi ketemu sama timsesnya', seperti itu," kata dia.
Ia pun harus meluruskan pemikiran tersebut. Menurut dia, ada caleg berkampanye dengan mengusung program-program selayaknya seperti pemilihan eksekutif.
Padahal, peranan legislatif berbeda dengan eksekutif. Oleh karena itu, Febri juga mengimbau pemilih untuk bijaksana dalam memilih.
"Jadi aku lebih banyaknya bikin diskusi seperti itu sama masyarakat. Karena masih ada pola kampanye oleh legislatif ini sama dengan yang dilakukan oleh kepala daerah," kata Febri.
Jika lolos ke DPR, Febri ingin memperjuangkan pengembangan potensi pariwisata di dapilnya. Hal itu untuk mendorong perbaikan kondisi sosial ekonomi di sana.
"Aku mungkin akan fokus di bidang pariwisata karena di bidang pariwisata itu akan berdampak juga kan di ekonomi, dan pendidikan itu akan berdampak pada sumber daya manusia. Mungkin aku akan bersinergi dengan teman-teman komisi lain," kata dia.
Ia juga ingin pengembangan potensi pariwisata dikombinasikan dengan pengembangan ekonomi kreatif yang memberdayakan masyarakat setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.