JAKARTA, KOMPAS.com - Calon anggota legislatif dari Partai Demokrat asal Sumatera Barat, Eka Putra, mengatakan, pilihan menjadi caleg DPR bukan hal mudah baginya.
Pada Pemilu 2009 dan Pemilu 2014, ia memilih untuk tidak mencalonkan diri.
Ada alasan tersendiri mengapa ia memutuskan maju pada Pemilu 2019. Pria yang lahir di Lintau Buo, 11 Juli 1975 ini, maju dari Daerah Pemilihan Sumatera Barat I.
Wilayah itu mencakup Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung.
Baca juga: Cerita Caleg: Strategi Petahana Jaga Jaringan dan Dukungan
Kemudian Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
"Saya enggak (jadi) caleg ketika Demokrat lagi naik-naiknya (di tahun 2009), karena pondasi saya belum kuat. Pemilu 2014 juga saya merasa pondasi saya belum terlalu kuat. Sekarang tentu juga bagaimana mental harus siap, sedih juga mendengar keluhan masyarakat," kata Eka kepada Kompas.com, Kamis (8/11/2018).
Eka menceritakan, banyak persoalan mendasar yang dikeluhkan masyarakat, seperti rendahnya daya beli masyarakat, lapangan pekerjaan, pendidikan, pertanian, infrastruktur hingga pariwisata.
"Persoalan mendasar secara umum ya hampir sama ya (dengan daerah lain)," kata dia.
Baca juga: Cerita Caleg: Kampanye Door to Door Sambil Kampanyekan Capres
Beberapa momen yang membuatnya prihatin adalah saat sebagian guru-guru honorer menangis karena mereka tak kunjung menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
"Ada yang menangis. Zaman dulu banyak yang dilantik, sekarang belum ada. Ada juga yang mendengar isu mereka ada batas umur (ikut seleksi calon PNS), sedangkan mereka honor dari 15 tahun yang lalu sekarang sudah 47 tahun umurnya," kata Eka.
"Terus banyak juga ada yang menangis karena program pro rakyat itu enggak menyentuh ke mereka. Banyak juga petani karet yang menangis karena harga itu, lahannya cuma sedikit jadi terbatas tapi harga juga turun," lanjut Eka.
Wakil Bendahara Umum Partai Demokrat ini mengaku tak ada strategi khusus untuk meraih simpati pemilih.
Ia hanya fokus berkunjung ke masyarakat untuk mendengar, mencatat, dan memperkirakan solusi tepat yang bisa ia perjuangkan apabila terpilih nanti.
Baca juga: Di Hadapan Caleg Hanura, Jokowi Ungkap Cara Menangkan Pilkada Solo
"Saya akan berjuang habis-habisan memperjuangkan aspirasi. Saya termotivasi menjadi caleg kaewna saya ingin membantu dan memajukan masyarakat Sumbar I ini," kata dia.
"Intinya saya ingin, kalau saya bilang ke istri itu wakafkan hidup untuk perjuangkan nasib masyarakat saya. Itu bahasa yang saya sampaikan ke keluarga saya," papar Eka.