Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PSI: Politisi Lama Melihat Negara sebagai Ancaman

Kompas.com - 12/11/2018, 08:02 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyinggung gaya politik lama yang menurutnya masih diusung sejumlah politisi di Indonesia.

Pada mulanya, Grace menyebut, ada perbedaan utama antara generasi optimistis dan politisi lama.

Politisi lama atau yang ia istilahkan sebagai politisi zaman old, melihat orang atau negara lain sebagai ancaman.

Oleh karenanya, mereka sering menyampaikan hal yang membingungkan kepada masyarakat, misalnya hendak menyetop seluruh impor ke Indonesia atau berbicara soal bahaya asing.

Politik gaya lama, kata Grace, adalah politik yang gemar menyebar ketakutan.

"Politik gaya lama adalah politik yang gemar menyebar ketakutan. Politisi genderuwo, kata Bro Jokowi," ujar Grace dalam sambutannya di hadapan Jokowi dan kader serta simpatisan PSI, dalam acara peringatan HUT ke-4 PSI, di Indonesian Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Minggu (11/11/2018) malam.

Grace menlanjutkan, biasanya, para genderuwo ini ada di kumpulan yang sama dengan politisi sontoloyo. Mereka adalah politisi yang gemar menyebar isu SARA dan hoaks.

Ia menegaskan bahwa PSI bukan bagian dari mereka. Politik PSI, klaim Grace, adalah politik yang optimistis, cerdas, kreatif. Politik PSI, lanjut dia, adalah politik kegembiraan.

"Kita adalah generasi optimistis yang melihat orang atau negara lain sebagai kesempatan, atau peluang untuk bekerja sama, berkolaborasi," ujar Grace.

Baca juga: Puji Jokowi, Ketum PSI Sebut Titik Terang Itu Bernama Joko Widodo

Politik optimistis itu misalnya diimplementasikan dengan berpikir mengenai bagaimana supaya industri fashion Indonesia diterima di Paris.

Bagaimana pula musik Indonesia digandrungi di New York. Serta, bagaimana supaya film animasi bangsa diputar di bioskop-bioskop dunia.

"Itulah perbedaan generasi muda optimistis dengan para sontoloyo dan genderuwo," tegas Grace.

Selain Presiden Jokowi, hadir dalam acara tersebut Menko Polhukam Wiranto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Tohir, dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Antoni. Hadir pula kader dan simpatisan PSI dari berbagai daerah di Indonesia.

Kompas TV Keterangan apa saja yang disampaikan Amien Rais kepada penyidik Polri? Apakah kasus ini bisa menjerat pihak-pihak lain?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com