JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyinggung gaya politik lama yang menurutnya masih diusung sejumlah politisi di Indonesia.
Pada mulanya, Grace menyebut, ada perbedaan utama antara generasi optimistis dan politisi lama.
Politisi lama atau yang ia istilahkan sebagai politisi zaman old, melihat orang atau negara lain sebagai ancaman.
Oleh karenanya, mereka sering menyampaikan hal yang membingungkan kepada masyarakat, misalnya hendak menyetop seluruh impor ke Indonesia atau berbicara soal bahaya asing.
Politik gaya lama, kata Grace, adalah politik yang gemar menyebar ketakutan.
"Politik gaya lama adalah politik yang gemar menyebar ketakutan. Politisi genderuwo, kata Bro Jokowi," ujar Grace dalam sambutannya di hadapan Jokowi dan kader serta simpatisan PSI, dalam acara peringatan HUT ke-4 PSI, di Indonesian Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Minggu (11/11/2018) malam.
Grace menlanjutkan, biasanya, para genderuwo ini ada di kumpulan yang sama dengan politisi sontoloyo. Mereka adalah politisi yang gemar menyebar isu SARA dan hoaks.
Ia menegaskan bahwa PSI bukan bagian dari mereka. Politik PSI, klaim Grace, adalah politik yang optimistis, cerdas, kreatif. Politik PSI, lanjut dia, adalah politik kegembiraan.
"Kita adalah generasi optimistis yang melihat orang atau negara lain sebagai kesempatan, atau peluang untuk bekerja sama, berkolaborasi," ujar Grace.
Baca juga: Puji Jokowi, Ketum PSI Sebut Titik Terang Itu Bernama Joko Widodo
Politik optimistis itu misalnya diimplementasikan dengan berpikir mengenai bagaimana supaya industri fashion Indonesia diterima di Paris.
Bagaimana pula musik Indonesia digandrungi di New York. Serta, bagaimana supaya film animasi bangsa diputar di bioskop-bioskop dunia.
"Itulah perbedaan generasi muda optimistis dengan para sontoloyo dan genderuwo," tegas Grace.
Selain Presiden Jokowi, hadir dalam acara tersebut Menko Polhukam Wiranto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Tohir, dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Antoni. Hadir pula kader dan simpatisan PSI dari berbagai daerah di Indonesia.