Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Saya Tidak Ada Niat Sama Sekali Menghina Orang Boyolali

Kompas.com - 07/11/2018, 08:10 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memberikan penjelasan mengenai pernyataannya yang menimbulkan polemik saat berpidato pada sebuah acara di Boyolali, Jawa Tengah, pekan lalu.

Pernyataan Prabowo yang menimbulkan polemik adalah istilah "tampang Boyolali".

Prabowo mengatakan, ia sama sekali tidak berniat menghina warga Boyolali terkait pernyataannya itu.

Hal itu diungkapkan Prabowo dalam sebuah video yang diunggah oleh Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, di akun Twitter-nya, Selasa (6/11/2018).

Baca juga: Tim Advokasi BPN Berencana Laporkan Bupati Boyolali ke Bawaslu

Dahnil menanyakan, "Lagi rame nih, Pak. Katanya Pak Prabowo dituduh menghina orang Boyolali karena menyebut 'tampang Boyolali'. Padahal Bapak kan juga tampang Bojongkoneng. Ini bagaimana, Pak?".

Menanggapi pertanyaan ini, Prabowo mengatakan, ia tak bermaksud seperti itu.

"Saya kira itu berlebihan (kalau dituduh menghina). Saya tidak ada niat sama sekali," ujar Prabowo.

Prabowo menyebut istilah "tampang Boyolali" dalam pertemuan dengan tim pemenangan pada acara peresmian kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018).

Menurut Prabowo, audiens yang hadir saat tidak terlalu banyak, sekitar 400 sampai 500 orang yang merupakan kader partai politik koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga.

"Itu kan cara saya kalau bicara itu familiar dari istilah atau bahasa-bahasa dari seorang teman," kata dia.

Baca juga: Bawaslu Masih Kaji Dugaan Pelanggaran Pemilu Bupati Boyolali

Prabowo menegaskan, istilah "tampang Boyolali" digunakan untuk menunjukkan rasa empati dan solidaritas atas permasalahan yang dialami masayrakat.

Menurut dia, ketimpangan atau kesenjangan sosial masyarakat saat ini semakin lebar. Kekayaan nasional hanya dinikmati oleh segelintir orang.

"Itu kan seloroh dalam arti empati dan solidaritas saya dengan orang. Saya tahu kondisi kalian, kan gitu, yang saya permasalahkan adalah ketidakadilan, kesenjangan, ketimpangan," ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu.

"Semua orang tahu di Indonesia ini (ketimpangan sosial) makin lebar, makin tidak adil, yang menikmati kekayaan di Indonesia kan hanya segelintir orang saja. Maksud saya itu," kata Prabowo.

Baca juga: Sekjen PDI-P Jelaskan Alasan Bupati Boyolali Ikut Aksi Protes Tampang Boyolali

Saat pertemuan dengan tim pemenangan di Kabupaten Boyolali itu, Prabowo membahas tentang akses kesejahteraan yang menjadi agenda besar timnya.

Adapun salah satu topiknya membahas tentang peningkatan kapasitas produksi, karena menurut data yang mereka terima, terjadi penurunan kesejahteraan di desa.

Adapun bunyi pidato Prabowo yang akhirnya viral dan ramai diperbincangkan adalah sebagai berikut:

"...Dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin yang ada di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini."

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik Profil Prabowo Subianto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com