JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menilai calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, kurang memahami budaya timur.
Hasto merespons candaan "tampang Boyolali" yang dilontarkan Prabowo saat berpidato beberapa waktu lalu.
"Apa yang disampaikan Pak Prabowo hanya pas dalam budaya barat. Mungkin karena Pak Prabowo lama hidup di luar negeri sehingga tidak memahami tepo sliro dalam budaya Jawa atau kurang paham budaya Indonesia karena masa kecilnya dibesarkan di negara barat," ujar Hasto melalui keterangan tertulis, Selasa (6/11/2018).
Menurut Hasto, candaan "tampang Boyolali" yang berbuntut polemik seharusnya bisa jadi pelajaran bagi Prabowo. Hasto mengatakan, komunikasi politik yang baik dan pemahaman terhadap budaya sendiri sangat penting dalam berpolitik.
Baca juga: Djoko Santoso Anggap Ucapan Tampang Boyolali adalah Tanda Sayang Prabowo
Khususnya dalam kontestasi politik seperti pemilu. Hasto mengatakan seorang calon presiden harus menggelorakan martabat rakyatnya. Bukan malah bersikap seolah merendahkan rakyat.
"Sehingga meskipun secara lahir nampak biasa, namun punya kebanggaan sebagai warga negara Indonesia," kata Hasto.
Sikap Prabowo juga dinilai kemunduran dalam demokrasi. Hasto mengatakan status apapun baik dari segi suku hingga profesi, tidak perlu dibedakan.
Bahkan, tukang sapu adalah orang yang bermartabat selama dia percaya diri. Hal yang sama berlaku bagi warga Boyolali dan warga dari daerah lainnya.
"Hal ini lah yang seharusnya dilihat Pak Prabowo. Sayangnya Beliau kurang memahami kultur timur seperti ini," ujar Hasto.
Sebelumnya, sejumlah warga Boyolali menggelar aksi protes warga Boyolali terhadap pidato Prabowo. Aksi tersebut berlangsung di Balai Sidang Mahesa Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (4/11/2018).
Baca juga: Respons Kubu Prabowo Terkait Tuntutan Minta Maaf kepada Warga Boyolali
Polemik ini berawal dari viralnya video pidato Prabowo yang menyebutkan istilah "Tampang Boyolali".
Awalnya, Prabowo membahas peningkatan kapasitas produksi karena menurut data yang mereka terima, terjadi penurunan kesejahteraan di desa.
Adapun bunyi pidatonya sebagai berikut:
"...Dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin yang ada di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang Boyolali ini."