Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Raisa, Kendaraan Taktis Milik Polri

Kompas.com - 12/09/2018, 18:39 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembaga pemerintah biasanya mempunyai istilah unik yang dibuat dalam bentuk akronim. Istilah tersebut memang mempunyai daya tarik sendiri.  

Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri misalnya, mereka mempunyai istilah "Raisa".

Namun, Raisa yang ini bukanlah penyanyi yang terkenal dengan lagu "Mantan Terindah". Raisa yang satu ini merupakan istilah Polri untuk menyebut "pengurai massa", yaitu mobil yang dilengkapi teknologi untuk mengurai massa jika terjadi sebuah kerusuhan.

"(Teknologi) mulai dari kamera video, alat komunikasi, alat pengeras suara, dan peralatan taktis pendukung lainnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/9/2018).

Dedi menyampaikan, mobil taktis tersebut berpusat di Markas Besar Kepolisian, kemudian didistribusikan ke polda (kepolisian daerah) di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: 23 Perwira Tinggi Polri Dapat Kenaikan Pangkat

Penyebaran mobil taktis Raisa ini didasarkan pada analisis data kasus unjuk rasa secara kualitatif ataupun kuantitatif.

Mabes polri memberikan bantuan kendaraan tersebut ke wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi.

"Untuk tiap-tiap Polda di luar Jawa sudah dikirim satu unit. Sedangkan polda-polda di Jawa atau polda tipe A, ada beberapa unit atau lebih dari dua unit," ujar Dedi.

"Operator dari seluruh Polda yang mengawaki juga sudah dilatih di Mabes," tuturnya.

Mobil Raisa ini juga merekam secara visual seluruh kejadian untuk melaporkan situasi di suatu tempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com