Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon Sebut Kader PPP Juga Tak Solid Dukung Jokowi

Kompas.com - 10/09/2018, 16:19 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon memandang bahwa wacana Partai Demokrat yang akan memberikan dispensasi bagi kadernya yang mendukung Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019, bukan merupakan masalah besar bagi koalisi pendukung bakal calon presiden Prabowo Subianto.

Menurut Fadli, perbedaan pendapat terkait dukungan terhadap salah satu pasangan dalam partai politik merupakan hal yang biasa.

"Itu proses biasa. Pro dan kontra itu biasa," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).

Baca juga: Demokrat: Baru DPD Papua yang Dipertimbangkan Dapat Dispensasi Dukung Jokowi

Ia mencontohkan kader parpol pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin yang juga tidak solid dalam memberikan dukungan.

Bahkan, Fadli menyebut kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di daerah ada yang tidak mendukung Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.

"Coba ditanya dengan partai-partai pendukung. Misalnya di PPP ada juga yang kita temui di bawah-bawahnya tidak satu komando. Biasa saja," kata Fadli.

"Begitu juga dengan partai lain yang berada di sana. Belum tentu juga semuanya kemudian seratus persen ke sana. Ada yang 70 persen, ada yang 60 persen, ada bahkan yang di bawah 50 persen," ucapnya.

Baca juga: Sekjen PPP Sebut Pemilihan Deddy Mizwar sebagai Jubir Jokowi-Maruf Tak Mendadak

Meski Partai Demokrat memberikan dispensasi bagi kadernya yang mendukung, Fadli Zon yakin parpol koalisi pengusung calon presiden Prabowo Subianto tetap solid.

Fadli mengatakan, dukungan sejumlah kader Partai Demokrat pada Jokowi tak akan menjadi hambatan bagi koalisi Prabowo dalam meraup dukungan pada masa kampanye.

Seluruh parpol pengusung Prabowo-Sandiaga Uno berkomitmen untuk memenangkan pasangan tersebut.

Ia mengakui adanya beberapa kepala daerah yang menyatakan dukungan kepada Jokowi kendati merupakan kader parpol pengusung Prabowo.

Baca juga: Ketum PPP Inisiasi Gerakan Sarung Jokowi

Namun, kata Fadli, pada masa kampanye seluruh mesin partai akan terkonsolidasi dalam mendukung Prabowo-Sandiaga.

"Kalau menurut saya pasti akan ada jalan keluar. Ada circumstances tertentu pada situasi kekinian tapi nantinya saya yakin akan terkonsolidasi juga," kata Wakil Ketua DPR itu.

Secara terpisah, Sekjen PPP Arsul Sani tidak membantah soal adanya perbedaan pendapat dukungan terhadap Presiden Jokowi di tingkat akar rumput.

Namun, berdasarkan hasil survei internal partai maupun eksternal, persentase dukungan bagi Jokowi justru semakin meningkat.

Hal itu disebabkan sosok cawapres pendamping Jokowi, yakni Ma'ruf Amin, merupakan sosok religius, sesuai dengan aspirasi sebagian besar kader PPP.

"(Peningkatan dukungan) ini seiring dengan fakta bahwa cawapresnya adalah seorang figur santri bahkan ulama atau sosok agamis yang menjadi kriteria PPP berdasarkan aspirasi akar rumput," kata Arsul saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/9/2018).

"Fakta ini terbangun antara lain karena justru Gerindra dan koalisinya yang meninggalkan ulama dengan tidak memedulikan rekomendasi ulama, seperti misal yang diputuskan dalam ijtima Ulama tempo hari," kata dia.

Kompas TV Setelah sejumlah kadernya mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, kader Demokrat tak hadir di rapat perdana pada Jumat lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com