Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Harap Prabowo-Sandiaga Lebih Bijak dan Negarawan Saat Komentari Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 08/09/2018, 10:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berharap pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno lebih bijak dalam menghadapi persoalan tekanan ekonomi di Indonesia.

"Kedewasaan, wisdom, dan sikap kenegarawanan para calon presiden dan calon wakil presiden sangatlah penting," ujar Hasto dalam keterangan pers, Jumat (7/9/2018).

Menyoroti persoalan kemiskinan misalnya. Hasto menyebut, kubu Prabowo-Sandiaga hanya menyoroti satu sisi saja.

"Kalau rakyat mengalami pemiskinan sebagaimana dituduhkan Prabowo-Sandiaga, lalu bagaimana mereka melihat kemiskinan dan pengangguran berkurang?" lanjut dia.

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka kemiskinan di Indonesia mencapai titik terendah pada tahun 2018. Tercatat, kemiskinan di Indonesia turun jadi single digit di angka 9,82 persen.

Baca juga: Sandiaga: Pemerintah Harus Lebih Waspada dalam Mengatasi Masalah Ekonomi

Dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan, mencapai 25,95 juta orang.

Soal lain, pelemahan rupiah terhadap dolar, misalnya. Hasto menilai, kubu Prabowo-Sandiaga tidak melihat dari sisi kebijakan pemerintah mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Padahal, Hasto mengklaim, sebagian besar pengamat ekonomi sepakat bahwa kebijakan pemerintah dalam hal mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat lebih baik dibandingkan kebijakan negara lain, misalnya Turki dan Argentina.

"Bahkan, sebagian besar ahli ekonomi juga sepakat bahwa Indonesia jauh dari krisis sebagaimana terjadi tahun 1998" ujar Hasto.

Baca juga: Prabowo-Sandiaga: Pemerintah Tak Berhasil Mendayagunakan Ekonomi Rakyat

Sebelumnya, Sandiaga menyoroti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sandi berpendapat, hal itu disebabkan oleh kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi.

"Antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti beras, gula, garam, bawang putih dan lain-lain," ujar Sandiaga saat membacakan pernyataan sikap di kediaman bakal calon presiden Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat, (7/9/2018) malam.

Selain itu, lemahnya nilai rupiah juga terjadi karena pertumbuhan sektor manufakturing yang berada di bawah pertumbuhan ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com