JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno mengkritik kurangnya koordinasi dan komunikasi dari para pihak yang menangani korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kurangnya koordinasi tersebut menyebabkan bantuan yang dibawa Sandiaga saat mengunjungi pengungsi di Lombok pada Rabu (15/8/2018) menjadi tidak tepat sasaran.
Baca juga: Rp 50 Juta untuk Setiap Kepala Keluarga Lombok Renovasi Rumah
Saat mendatangi para pengungsi di Kabupaten Lombok Timur, Sandiaga membawa bantuan berupa selimut. Padahal, kata Sandiaga, masyarakat lebih membutuhkan bahan makanan.
"Waktu saya datang ke sana di daerah Lombok Timur mereka memerlukan bahan pangan, tapi saya datang bawa selimut. Enggak nyambung," ujar Sandiaga saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/8/2018).
"Jadi saya merasa bahwa koordinasi ini perlu ditingkatkan," ucapnya.
Baca juga: Gempa Susulan di Lombok Bermagnitudo 6,5 dan 6,9 Telan 16 Korban Jiwa
Hal yang sama juga dialami saat Sandiaga mengunjungi masyarakat korban gempa di Kabupaten Lombok Barat.
Menurut Sandiaga, keinginan masyarakat di sana tidak sesuai dengan daftar bantuan yang diterima oleh mantan Wakil Gubernur Jakarta itu.
"Saya waktu ke Lombok Barat, mereka (masyarakat) inginkan beberapa bantuan yang ternyata tidak cocok dengan daftar yang kita terima," kata Sandiaga.
Baca juga: Serial Gempa Lombok, Ahli Sebut Bukan Bukti Prediksi yang Viral
Ia pun berharap para pihak yang menangani kondisi pasca-gempa di Lombok dapat meningkatkan koordinasi. Dengan begitu, bantuan yang disalurkan dapat tepat sasaran.
"Jadi memang koordinasi di antara semua elemen yang ingin bantu proses pemulihan Lombok bisa terjadi dan pulih dalam waktu yang Insya Allah segera," tutur Sandiaga.