JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memastikan bahwa isu akan terjadi tsunami di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno tidak benar.
Isu tersebut beredar pasca-gempa bermagnitudo 7 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (5/8/2018).
Isu tersebut membuat ribuan wisatawan, pemilik, pengelola dan karyawan resort meminta dievakuasi keluar dari kawasan Gili.
"Jadi isu itu adalah tidak benar atau hoaks. Dalam hal ini baik turis yang ada di tiga Gili maupun di Lombok tidak ada kewajiban untuk keluar dari wilayah lombok dan tiga Gili. Kondisinya aman," ujar Sutopo saat memberikan keterangan pers di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8/2018).
Baca juga: Pascagempa Lombok, BNPB Imbau Wisatawan Tak Perlu Tinggalkan Kawasan Gili
Sutopo menjelaskan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan gempa bermagnitudo 7 kemarin merupakan gempa utama dari rangkaian gempa sebelumnya.
Sejak peristiwa gempa bermagnitudo 6,4 pada 29 Juli 2018 sampai dengan kemarin, telah terjadi lebih dari 527 gempa susulan.
Sutopo memperkirakan akan ada gempa susulan setelah gempa utama. Namun, kekuatannya tidak begitu besar.
Ia pun meminta para wisatawan dan masyarakat tetap tenang serta tidak berinisiatif untuk keluar dari wilayah Gili maupun Lombok.
"Artinya wisatawan dan masyarakat di sana akan aman karena gempa tidak bisa kita prediksi secara pasti. Yang penting ketika merasa ada guncangan segera keluar ruangan mencari tempat yang lebih aman," kata Sutopo.