Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"SBY Pernah Bilang, AHY Kan Bukan Boneka meski Dia Anak Saya..."

Kompas.com - 01/08/2018, 09:05 WIB
Diamanty Meiliana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com  — Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah memaksakan kehendak agar putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres).

Apalagi, memaksa berpasangan dengan si A atau si B dan menyodorkannya kepada capres-capres yang ada sebagaimana info-info yang berdar yang masuk kategori hoaks.

"Saya salah satu orang yang sering berdiskusi dengan Pak SBY terkait arah politik dan kebijakan politik Demokrat. Tidak pernah satu kali pun SBY menyatakan atau berkata agar AHY menjadi cawapres dan bahkan disosorkan ke capres-capres yang ada," tutur Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, Selasa (31/7/2018), seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Baca juga: Terserah AHY Mau Capres atau Cawapres, Kami Dukung

Ferdinand justru berkali-kali mendengar SBY berkata kepada para kader untuk tidak memaksakan kehendak kepada AHY untuk menjadi ini ataupun itu.

"Justru berkali-kali mendengar SBY berkata kepada kami, 'Kita jangan memaksa AHY menjadi ini itu, atau memaksa berpasangan dengan si A atau si B. Tanya AHY dulu, dia bersedia tidak? AHY kan bukan boneka meski dia anak saya,” demikian ia mengulangi ucapan SBY.

"Itulah SBY, dengan anak saja menerapkan demokrasi," tambahnya.

Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7/2018).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Baca juga: Soal Cawapres, AHY Lihat Realitas Politik

Ferdinand menegaskan, apa yang ia sampaikan terkait kalimat SBY bukanlah sebuah rekayasa.

Tapi itu sebuah fakta yang bisa dikonfrontasi  kepada siapa pun yang terlibat dalam ruang diskusi yang tak pernah kami buka ke publik.

"Saya memberanikan diri membuka ini tanpa izin Pak SBY karena saya melihat ketidak-bermoralan beberapa politisi yang bicara AHY digendong bapaknya sebagai politisi," ucapnya.

"Sungguh tuduhan itu tidak benar, fitnah, dan kebohongan," timpalnya lebih lanjut.

Baca juga: Andi Mallarangeng: AHY Mirip Soekarno-Hatta

Dia menegaskan, AHY-lah yang memutuskan ke mana dia melangkah dan akan menjadi apa dalam politik ini.

"Takdir yang membawa AHY dan AHY menjemput takdir. Itulah yang terjadi, bukan seperti tuduhan para politisi kerdil itu. Demi Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, ini adalah kebenaran," tegasnya.

Kata dia, Partai Demokrat paham betul bahwa saat ini memasuki fase sebuah perang sesungguhnya. Perang dalam opini dan persepsi.

Baca juga: Ruhut: Kalau AHY Cuma Jadi Menteri, Mending Gabung sama Jokowi

Karena keputusan telah diambil, SBY telah menyatakan mendukung dan berkoalisi dengan Prabowo.

Artinya, serangan akan semakin besar apalagi jika ternyata AHY terpilih menjadi calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo. (Srihandriatmo Malau)

***

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Ferdinand Hutahaean: 'SBY Pernah Bilang, AHY Bukan Boneka Meski Dia Anak Saya'"

Kompas TV Adapun AHY datang didampingi oleh istrinya, Annisa Pohan, yang turut mengapresiasi dukungan yang diberikan kepadanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com