Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin: Semua Masih Miliki Kesempatan Jadi Cawapres Jokowi

Kompas.com - 21/07/2018, 22:30 WIB
Reza Jurnaliston,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar optimistis jika dirinya berpeluang menjadi pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019.

“Kalau janur kuning belum melengkung, semua masih memiliki kesempatan (cawapres) yang sama. Tapi, menurut ilmu langit, Pak Jokowi memutuskan nanti bukan saya, tapi di akhir ada saya,” ujar Muhaimin, yang akrab disapa Cak Imin, di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7/2018).

Hingga saat ini, tutur Cak Imin, partai koalisi pendukung Jokowi sedang membahas cawapres pendamping Jokowi. Ia menyebut, para sekjen parpol koalisi rutin berdiskusi mengenai hal itu.

Baca juga: Jika Menang di MK, Perindo Ajukan JK Jadi Cawapres Jokowi

Diketahui, partai pendukung Jokowi sudah berjumlah sembilan yakni PDI-P, Golkar, PPP, Nasdem, Hanura, PKB. Tiga di antaranya merupakan partai di luar parlemen yakni Perindo, PSI dan PKPI.

“Parpol koalisi terus lakukan diskusi, tapi kita tidak tahu kapan (ketum parpol koalisi pendukung Jokowi) kumpul sama presiden,” kata Cak Imin.

Selain itu, Cak Imin mengungkapkan Jokowi akan mengumumkan cawapresnya pada tanggal 9 atau 10 Agustus, menjelang akhir pendaftaran capres-cawapres.

Baca juga: Ini Kata Mereka yang Disebut Cawapres Jokowi...

“Setahu saya arahan beliau umumkan (cawapres) tanggal 9 atau 10,” kata wakil ketua MPR tersebut.

Lebih lanjut, saat ditanya wartawan jika dirinya tidak terpilih menjadi cawapres Jokowi, apakah masih tetap berada di koalisi pendukung Jokowi, Cak Imin tak ingin berandai-andai.

“Kalau seandainya jadi gimana? Jangan bilang seandainya enggak jadi, seandainya jadi, gitu saja sudah,” tutur dia.

Kompas TV Partai Golkar menghargai keputusan Jusuf Kalla yang memperjuangkan kesempatan untuk menjadi calon wakil presiden lagi lewat Mahkamah Konstitusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com