Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kapal Gunung Jati dan Cut Nyak Dien, Kapal Haji yang Jadi Kapal Perang

Kompas.com - 20/07/2018, 16:09 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun 1979 menjadi tahun terakhir perjalanan haji melalui jalur laut. Setelah tahun itu, para jemaah calon haji hanya dilayani dengan angkutan udara.

Bagaimana nasib kapal-kapal yang pernah digunakan sebagai kapal pengangkut jemaah haji?

Dua di antaranya, Kapal Gunung Jati dan Kapal Cut Nyak Dien menjadi kapal perang Republik Indonesia (RI).

Kapal Gunung Jati

Gunung Jati merupakan merupakan salah satu kapal yang dioperasikan PT Arafat, perusahaan pelayanan perjalanan haji melalui laut.

Kapal ini dibuat pada 1936 di Jerman Barat (ketika Jerman belum bersatu).

Bobot kapal Gunung Jati adalah 6.067 ton dengan panjang 175,56 meter dan lebar 21,99 meter. Kecepatan jelajahnya 14 knot.

Awalnya, kapal ini digunakan Nazi pada Perang Dunia II untuk logistik militer. Ketika Jerman mengalami kekalahan, kepemilikan kapal diakuisisi oleh Inggris.

Baca juga: Kisah Kapal Haji pada Masa Lalu: Tampomas

Setelah dikuasai Inggris, kapal ini di sewakan kepada pihak yang membutuhkan untuk transportasi laut.

Pada 1960-an, Pemerintah Indonesia membeli dan menggunakan kapal ini.

Melalui PT Arafat, kapal ini dijadikan transportasi pengangkut jemaah calon haji.

Dikutip dari Harian Kompas, 4 Januari 1967, Kapal Gunung Jati berlabuh di Dermaga Makasar, Semarang, Surabaya, dan jakarta, untuk mengantar jemaah calon haji langsung menuju Jeddah.

Pada 1971, Kapal Gunung Jati membawa 528 jemaah calon haji dari Tanjung Priok. Sebelumnya, kapal tersebut singgah ke Makasar dan bisa mengangkut 868 jemaah calon haji.

Dari Makasar, kapal akan berlayar menuju Surabaya dengan membawa 558 calon jemaah, dan selanjutnya ke Semarang mengangkut 350 jemaah.

Total yang diangkut dalam perjalanan haji pada 1971 adalah 2.302 orang.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com