Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Artis Meningkat Akibat Kompetisi Pemilu Semakin Sengit

Kompas.com - 19/07/2018, 08:40 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini memaparkan ada tren kenaikan yang cukup signifikan dalam pencalonan artis sebagai calon anggota legislatif pada tahapan Pemilu 2019 ini. Ia memandang hal itu disebabkan oleh kompetisi politik yang semakin sengit dan kompetitif.

"Ini akibat pemberlakuan pemilu serentak, Pileg dan Pilpres untuk pertama kali pada tahun 2019 di mana ada kecenderungan pemilih untuk memilih parpol yang mengusung capres yang juga dia pilih atau dikenal dengan istilah efek ekor jas atau coat tail effect," ujar Titi kepada Kompas.com, Rabu (18/7/2018).

Situasi itu membuat partai harus memastikan caleg yang diusung di Pemilu 2019 adalah figur yang kuat dan unggul dari sisi pengenalan di mata pemilih. Hal itu juga untuk menjaga eksistensi partai di mata masyarakat.

"Jadi caleg-caleg artis ini menjadi instrumen yang digunakan oleh partai untuk meneguhkan keberadaan partai di tengah kompetisi pemilu serentak yang akan lebih dominan pengaruh warna Capres. Itu yang pertama," papar dia.

Kedua, pemberlakuan sistem proporsional daftar terbuka membuat partai harus memastikan calegnya bisa mengumpulkan suara dan kursi untuk partai. Pemilih bisa langsung mencoblos caleg.

Baca jugaParpol Dinilai Dapat Juru Kampanye Gratis Melalui Caleg Artis

Sehingga, jika caleg mampu meraup suara yang besar akan berdampak signifikan pada perolehan suara dan kursi untuk partai.

"Jadi sistem proporsional daftar terbuka memang memaksa partai harus mengusung caleg-caleg yang bisa menjadi pengumpul suara untuk partai. Dan caleg artis mempunyai keunggulan soal ini mereka sudah punya modal sosial berupa popularitas dan juga kebanyakan didukung oleh modal finansial," ungkapnya.

Selain itu, kata dia, para caleg artis lebih mudah untuk dikenalkan kepada publik dibandingkan kader yang tidak mengakar di masyarakat. Titi juga menilai peningkatan caleg artis ini akibat naiknya ambang batas parlemen dari 3,5 persen menjadi 4 persen. Perubahan itu membuat Pemilu 2019 semakin berat bagi parpol. Di sisi lain, partai peserta pemilu juga semakin banyak.

"Sehingga banyaknya parpol peserta pemilu diikuti dengan ambang batas parlemen yang naik menjadi 4 persen, membuat persaingan akan semakin ketat antara parpol peserta pemilu," kata Titi.

Baca jugaRidwan Kamil: Artis Jadi Caleg, Beken Saja Enggak Cukup

Titi melihat partai-partai menengah juga khawatir dengan sejumlah hasil survei yang mengungkapkan adanya potensi parpol menengah terancam tidak lolos ambang batas parlemen. Ia menilai para caleg artis ini menjadi bagian dari strategi pengamanan parpol untuk lolos ambang batas parlemen.

"Pemilu 2019 memang hidup dan mati bagi banyak partai kita. Artis dengan modal sosial dan kapital yang mereka miliki tentu menjadi sosok strategis untuk diusung sebagai caleg," katanya.

Namun, ia mengimbau agar parpol tak hanya sekadar menjadikan caleg artis sebagai pendongkrak suara partai. Ia ingin partai politik juga mendongkrak kompetensi dan kapasitas para caleg artis melalui rekrutmen dan kaderisasi yang kuat.

Kompas TV Pendaftaran bakal calon anggota legislatif oleh para partai politik peserta pemilu telah berakhir Selasa (17/7).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com