Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Faktor yang Buat JK Yakin Pilkada Serentak akan Berjalan Aman...

Kompas.com - 25/06/2018, 14:29 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini pelaksanaan pemilu kepala daerah (Pilkada), 27 Juni 2018, serentak di 171 daerah akan berlangsung aman. Ada 5 faktor yang membuat Kalla yakin akan hal tersebut.

Pertama, cairnya hubungan partai-partai politik yang ada saat ini. Hal itu membuat tidak adanya koalisi partai yang kaku dan saling sikut dalam Pilkada Serentak 2018.

"Di provinsi ini Golkar bersama PDIP, di provinsi lainnya Golkar dengan Demokrat," ujarnya saat memberikan kuliah umum di acara Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Lemhanas 2018, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Baca juga: Kemendagri Lakukan Monitoring Titik Krusial dan Potensi Konflik di Pilkada Serentak

"Jadi bercampur baur. Jadi tidak ada poros nasional di Pilkada sehingga tidak ada emosionalnya," sambung Kalla.

Kedua, aturan KPU yang dinilai tepat. Misalnya, tak memberikan banyak waktu kampanye sehingga tak ada arak-arakan besar peserta Pilkada. Hal ini dinilai menjadi salah satu kunci Pilkada aman.

Berdasarkan pengalaman masa lalu, kata dia, benturan antar pendukung terjadi akibat adanya pertemuan kedua pendukung di tempat umum.

Baca juga: Jelang Pilkada Serentak 2018, Perludem Beri Tips Untuk Pemilih

Ketiga, keamanan yang baik. Polisi dan tentara, dinilai Wapres bekerja dengan baik dalam menjaga keamanan dari awal pendaftaran peserta Pilkada hingga proses kampanye.

"Keempat rakyatnya itu sudah mengatahui banyak (informasi), ada medsos. Banyak orang ke pesantren, pasti berpengaruh, tetapi santrinya membaca dari mesdos tidak hanya (dapat informasi) dari kyai," kata Kalla.

Sementara faktor kelima yakni, partai politik yang tak lagi ideologis. Dulu, menurutnya, ada dikotomi kuat antara partai nasionalis dan partai religius. Namun, hal itu tak lagi terjadi saat ini.

Baca juga: Kemendagri Dukung Wacana Libur Pilkada Serentak 27 Juni 2018

Sekarang, kata dia, kadang-kadang partai nasional lebih religius.

"Nasdem atau PDIP (misalnya), kadang lebih dulu bikin halal bihalal dibanding PPP, atau isra Miraj. Jadi perbedaan partai nasional dan religus itu tipis," ucapnya.

"Jadi boleh dikatakan, partai nasionalis religius atau partai religius nasionalis sehingga tidak lagi menampakkan poros yang menampakkan identitas yang kuat. Sehingga Pilkada ini akan aman-aman aja," sambung dia.

Kompas TV Hari ini (25/6) Ketua MPR sekaligus Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan bertemu dengan Prabowo Subianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com