Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Ke Depan, Pangan Akan Menjadi Rebutan

Kompas.com - 07/06/2018, 11:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memprediksi, pangan akan menjadi salah satu komoditas yang menjadi rebutan negara manapun pada masa depan.

Hal itu disampaikan saat berpidato di acara peluncuran Program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Pertanian di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (7/6/2018).

"Pangan merupakan salah satu komoditas yang direbutkan negara manapun. Ke depan yang akan menjadi rebutan adalah pangan," ujar Jokowi.

Baca juga: Nelayan Karangsong Tepuk Tangan Meriah Setelah Jokowi Sampaikan Hal Ini...

Oleh sebab itu, lanjut  Jokowi, negara yang tidak mempunyai ketahanan dan kedaulatan pangan diprediksi mengalami goncangan.

Presiden menekankan pentingnya peran strategis petani pada masa saat ini dan masa yang akan datang.

"Artinya apa? Peran petani ini akan menjadi semakin penting ke depan. Menjadi semakin strategis di seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi Bagi-bagi Kaus Asian Games 2018 di Karawang

Meski demikian, Indonesia yang memiliki stok pangan cukup besar harus tetap berhati-hati dengan situasi ini.

Jokowi meminta petani Tanah Air tetap harus meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

"Ini bukan berarti kita bisa duduk enak-enak, bisa duduk berdiam diri, duduk tenang-tenang. Justru sektor pertanian Indonesia mulai hari ini harus memperbaiki diri, agar produktivitas meningkat, agar kita bisa memenangkan kompetisi dunia, terutama di bidang pangan," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com