Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT: 325 Mantan Napi Terorisme Ikuti Program Deradikalisasi

Kompas.com - 30/05/2018, 13:11 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 325 mantan narapidana terorisme telah mengikuti program deradikaliasi yang dijalankan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak 2017.

Hal itu diungkapkan Kepala BNPT Suhardi Alius dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Menurut Suhardi, tidak ada satupun dari mantan narapidana tersebut yang mengulangi perbuatan pidana.

"Sampai saat ini sudah ada 325 mantan narapidana terorisme yang sudah menjalankan program deradikalisasi dan alhamdulilah tidak ada satupun yang mengulangi perbuatannya lagi," ujar Suhardi.

Baca juga: BNPT Dinilai Lemah dalam Upaya Deradikalisasi

Bahkan, kata Suhardi, ada 128 mantan narapidana terorisme yang akhirnya bergabung dengan BNPT untuk memperkuat fungsi pencegahan.

Tidak hanya dalam program deradikalisasi, tapi juga kontra-radikalisme untuk mengantisipasi wacana-wacana radikalisme yang menyebar melalui media sosial.

"Saat ini sudah Ada 128 mantan narapidana terorisme yang ikut sama kami sebagai narasumber," tuturnya.

Suhardi menuturkan, program deradikalisasi diterapkan hanya di dalam lapas, tapi juga setelah keluar lapas.

Baca juga: BNPT Klaim Program Deradikalisasi Berhasil 100 Persen

Program deradikalisasi juga dijalankan terhadap anggota keluarga napi terorisme.

Ia pun menegaskan bahwa program deradikalisi sudah berjalan selama bertahun-tahun. Sebab, tidak mudah untuk mengubah ideologi atau pola pemikiran radikal seseorang.

"Program ini kami terapkan terus saat di dalam (lapas) dan sesudah keluar lapas," kata Suhardi.

Kompas TV Untuk itu, menurut presiden, menangkap dan mengejar para pelaku teror saja belum cukup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com