JAKARTA, KOMPAS.com - Yudi Zulfachri yang pernah tergabung dalam kelompok terorisme menganggap upaya deradikalisasi yang dilakukan pemerintah saat ini belum efektif.
Hal itu dikatakan Yudi saat menjadi narasumber diskusi mengenai terorisme di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5/2018).
"Dalam praktik deradikaliasi yang selama ini, saya lihat lebih banyak cuma berupa bantuan wirausaha segala macam," ujar Yudi.
Menurut Yudi, penanganan utama dalam mengubah pelaku teror adalah dengan mengubah ideologi dan pemahaman yang salah. Namun, menurut Yudi, selama ini lembaga pemerintah yang terkait lebih menonjolkan program-program ekonomi dan kemasyarakatan.
Baca juga: Penelitan Setara Institute: Sikap Intoleransi Jadi Awal Mula Terorisme
Misalnya, pelaku diberikan bantuan berupa modal untuk berwirausaha. Menurut Yudi, pemerintah cuma berharap mengubah perilaku dengan mengalihkan kesibukan para penganut paham radikal.
"Di Poso, mereka dikasih bantuan puluhan juta rupiah lalu terulang lagi. Kalau mengundang 100 orang napi ke hotel, itu hanya pragmatis saja, karena mereka butuh uang, tapi pemahaman mereka tidak berubah," kata Yudi.
Menurut pria yang pernah dihukum penjara karena terbukti terlibat kelompok radikal di Aceh, perlu ada profiling atau pemetaan terhadap masing-masing pelaku teror. Dengan demikian, upaya deradikalisasi disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kadar radikalisme.
Dia mengatakan, bagi pelaku yang sudah memiliki paham moderat, maka dapat dibantu untuk memiliki kemandirian dalam bidang ekonomi. Tetapi, bagi yang paham radikalnya kuat, perlu dibimbing untuk mengubah ideologi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.