JAKARTA, KOMPAS.com - Analis komunikasi politik Hendri Satrio menyatakan, dunia perpolitikan di Indonesia kini sudah masuk ke dalam era pragmatis.
Sehingga, hal-hal terkait ideologi partai politik (parpol) dianggap kurang menarik bagi masyarakat.
"Saat ini politik di Indonesia, terutama marketing politik, masuk ke dalam era pragmatis. Sudah mulai tidak ideologis," ujar Hendri dalam diskusi bertajuk Mengejar Ambang Batas Parlemen di Jakarta, Sabtu (12/5/2018).
Baca juga: Partai Politik Dianggap Pragmatis dalam Menyusun RUU Pemilu
Dalam kancah politik saat ini, imbuh Hendri, sudah mulai dibicarakan terkait permasalahan aktual, jangka pendek, dan yang ada kaitannya dengan masyarakat.
Menurut dia, masyarakat ingin tahu bagaimana cara parpol menghadapi kesulitan mereka.
Ia memberi contoh antara lain harga bahan-bahan pokok yang tinggi atau tarif listrik yang naik. Hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh parpol.
"Ini yang harus dicamkan oleh setiap kontestan parpol, terutama para caleg (calon legislatif)," tutur Hendri.
Baca juga: Presidential Threshold Dinilai Cegah Koalisi Pragmatis
Ketika parpol atau caleg berbicara mengenai hal-hal yang bersifat ideologis, masyarakat otomatis tidak mengerti.
Masyarakat, imbuh Hendri, lebih tertarik dengan hal-hal yang riil terjadi di lapangan.
"Kalau masyarakat mengatakan ekonomi adalah permasalahan masyarakat saat ini, maka parpol harus bisa menjawab itu," sebut Hendri.
Baca juga: Golkar Memang Pragmatis, Dukung Jokowi 2019 untuk Dongkrak Elektabilitas
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini menjelaskan, isu-isu pragmatis merupakan isu yang mudah diserap karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Hal ini terkait pula dengan sistem pemilu di Indonesia yang dapat dikatakan rumit.
"Bagaimana pemilih harus mengenal ratusan calon ketika hari pemungutan suara. Untuk memudahkan pemilih, maka partai harus mempunyai karakteristik yang bisa diidentifikasi dengan mudah oleh pemilih," jelas Titi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.