Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga 2017, Terdakwa Korupsi Didominasi Pegawai Pemda

Kompas.com - 03/05/2018, 15:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan laporan tren pelaku korupsi berdasarkan profesi sepanjang tahun 2015-2017 yang dikeluarkan Indonesia Corruption Watch (ICW) terlihat, pegawai pemerintah daerah (pemda) masih menempati urutan teratas.

Peneliti ICW Lola Easter menyebut, pegawai yang terjaring tindak korupsi tersebut antara lain di tingkat pemerintah kabupaten (pemkab), pemerintah kota (pemkot), maupun pemerintah provinsi (pemprov).

"Dari keseluruhan terdakwa korupsi, aktor yang berprofesi sebagai pegawai di tingkat pemkab atau pemkot atau pemprov masih menempati urutan tertinggi sebagai pelaku korupsi," ungkap Lola dalam konferensi pers di Kantor ICW, Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Baca juga: Wakil Ketua KPK Kaget Mayoritas Pelaku Korupsi Bergelar Master

Anggota Divisi Hukum dan Monitoring ICW Lalola Easter. Fabian Januarius Kuwado Anggota Divisi Hukum dan Monitoring ICW Lalola Easter.

Data ICW menunjukkan, 6 latar belakang profesi pelaku korupsi yang dapat teridentifikasi terbanyak melakukan korupsi pada tahun 2017 adalah 32,97 persen atau 456 terdakwa berlatar belakang pemda.

Adapun 224 terdakwa (16,20 persen) berlatar belakang swasta, dan 94 terdakwa (6,80 persen) adalah kepala daerah.

Sementara itu, 37 terdakwa (2,68 persen) berlatar belakang BUMN atau BUMD, 34 terdakwa (2,46 persen) berlatar belakang kampus, serta 33 terdakwa (2,39 persen) berlatar belakang anggota legislatif, baik DPR maupun DPRD.

Baca juga: Ini Alasan Penegak Hukum Ragu Jerat Korporasi sebagai Pelaku Korupsi

Pada tahun 2016, terdakwa korupsi berlatar belakang PNS mencapai 150 orang. Adapun pada tahun 2015, jumlahnya mencapai 135 orang.

"Tren memperlihatkan tidak ada perubahan signifikan terkait latar belakang profesi pelaku tindak pidana korupsi dari tahun 2015-2017," sebut Lola.

Menurut dia, besarnya jumlah pegawai pemda dan swasta yang menjadi pelaku korupsi menunjukkan ada masalah serius dalam tata kelola pemerintahan daerah.

"Jika selama ini para kepala daerah menyatakan komitmennya untuk melakukan reformasi birokrasi sekaligus pencegahan korupsi, hal itu tidak tampak dari data tren vonis 2015-2017," tutur Lola.

Baca juga: KPK: Pembekuan Anggaran Untungkan Pelaku Korupsi

Hal yang sama terjadi pada sektor swasta yang tetap menempati peringkat kedua sejak 2015 hingga 2017.

Lola menyebut, patut diduga korupsi yang melibatkan keduanya adalah korupsi terkait pengadaan barang dan jasa, penerbitan izin usaha, dan sejenis.

"Hanya dalam konteks itulah terdapat singgungan langsung antara pegawai pemda dan swasta," terang Lola.

Kompas TV Johannes Marliem diduga memiliki rekaman pertemuan – pertemuan untuk membahas proyek KTP elektronik. Kematian Johannes menambah rumit pengungkapan kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com